Ono Desak Pemerintah Stop Buah Impor

Anggota Komisi IV DPR RI, Ono Surono

JABARTODAY.COM – BANDUNG Anggota Komisi IV DPR RI, Ono Surono menyoroti anjloknya harga jeruk lokal di pasaran. Kondisi ini dampak serbuan buah impor di pasaran sehingga menghantam jeruk lokal.

“Akibatnya harga terpengaruh mekanisme pasar. Suplai melimpah, harga tergerus turun. Hal ini tentu menjadi perhatian dan harus diberikan solusi bagi petani jeruk,” ujarnya, Senin (12/4/2021).

Ono menegaskan pihaknya menolak masuknya buah-buahan impor, salah satunya jeruk. Dia mendesak pemerintah, dalam hal ini Kementerian Pertanian, untuk lebih fokus mengembangkan buah-buahan lokal yang bisa bersaing dengan produk impor.

Hal tersebut, kata Ono, dapat membantu petani lokal dalam menjual hasil kebun mereka di tatanan yang lebih tinggi.

“Ditjen Holtikultura harus lebih fokus mengembangkan keberadaan buah-buahan lokal. Sekarang buah impor sudah sangat dominan, sehingga agak sulit kita temukan buah-buah lokal di tempat-tempat penjualan buah,” tegasnya.

Berita Terkait

Selain itu, dia pun mendesak Kementerian Perdagangan agar menyetop impor buah yang merugikan petani buah lokal, serta mengatur tata niaga terkait komoditas buah-buahan yang mendorong perlindungan bagi petani buah lokal. Pemerintah pun harus selektif dalam memberikan izin impor, utamanya buah-buahan.

“Harus ada pengaturan yang tepat agar petani lokal dapat tetap bersaing di pasar nasional, bahkan bisa melakukan ekspor ke negara lain. Perlindungan kepada petani buah lokal harus dilakukan”, cetus politisi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan ini.

Pada kesempatan itu, Ono yang juga Ketua DPD PDI Perjuangan Jawa Barat menginstruksikan seluruh kader PDI Perjuangan di Bandung Barat untuk memberikan pendampingan dan advokasi kepada petani jeruk di Lembang, Kabupaten Bandung Barat.

“Saya menyerukan agar PDI Perjuangan khususnya di KBB, agar mendampingi petani. Jangan sampai biaya menanam atau perawatan lebih besar dari pada pendapatan, karena harga buah jeruk yang rendah,” ucapnya.

Sebelumnya, salah seorang petani di Lembang, Amang, mengaku menjual jeruknya ke perusahaan minuman kemasan dengan harga Rp 35 ribu per kilogram. Namun kali ini, harga jeruk anjlok hingga Rp 7 ribu per kilonya.

Lantaran kondisi itu, dirinya enggan memanen buah tersebut, dan membiarkannya berserakan di bawah pohonnya. Karena tidak dipanen, jeruk makin menguning kemudian jatuh, dan akhirnya membusuk.

“Kalau dipanen juga rugi. Hal ini juga dialami beberapa petani jeruk yang ada di sini,” ungkapnya. (*)

Related posts