JABARTODAY.COM – JAKARTA
Ketua Tim Penggerak PKK Jawa Barat Netty Prasetiyani Heryawan menjenguk Odeh Puspitasari alias Siti Masitoh (9) yang tergolek lemah di Ruang Isolasi Yohanes Kamar 207, RS St Corolus Jakarta. Tumor ganas membuat gadis cilik asal Kampung Krobokan, Serang, Cikarang Selatan, Kabupaten Bekasi ini tak bisa menikmati masa kecil layaknya bocah pada umumnya. Sejak berusia setahun, Siti harus berjuang melawan tumor di perutnya. Kini benjolan di perutnya semakin besar dan membuat Siti hanya bisa terbaring menahan sakit.
Penyakit tumor yang diderita Siti mulai dirasa sejak usia setahun. Siti lahir pada 12 Juni 2003, merupakan anak kedua dari pasangan Deden-Ami. Si sulung, Malik Andrayana (16) sudah duduk di bangku SMA. Pada usia setahun, gejala awalnya, Siti sering mengalami batuk-batuk. Kemudian di usia dua tahun, perutnya mulai membuncit. Seiring dengan itu, maka sejak 2005 Siti menjalani berbagai macam pengobatan. Baik berobat di rumah sakit maupun alternatif.
Ketika Netty menemuinya di kamar perawatan, Siti tampak sulit bernapas sehingga memerlukan bantuan oksigen. Perutnya membuncit melebihi bola basket. Sementara badan, leher, tangan, dan kakinya kecil dan kurus. Saking besarnya perut Siti, urat-uratnya tampak terlihat, bahkan ada beberapa luka di perutnya akibat tertembus cairan. Akibat perutnya yang membesar itu, Siti sulit tidur telentang. Dia lebih memilih duduk bersila dengan posisi kedua kakinya yang terjepit perut besarnya itu.
Di hadapan Netty, Ami, Ibunda Siti, menceritakan kondisi anak bungsunya itu. Ami berharap ada mukjizat untuk mengakhiri penderitaan anaknya. Apalagi saat ini kondisinya semakin memprihatinkan karena perutnya semakin membengkak. Menjalani hari demi hari, Siti juga sulit makan, susah tidur, bahkan bergerak pun sudah sangat sulit. “Air matanya tak sanggup melawan nyeri sakit yang dirasakan,” ujarnya lirih. Kondisi Siti yang memprihatinkan itu menyentuh hati Netty yang tak kuasa menitikkan air mata.
Selain berobat ke dokter, Ami pernah membawa Siti berobat alternatif ke sejumlah tabib. Namun, tidak menyembuhkan perut buncit Siti. Jika dihitung sejak 2005 lalu, Siti sudah mendatangi 10 rumah sakit berbeda, mulai rawat jalan, rawat inap, sampai menjalani operasi. Kesepuluh rumah sakit yang pernah dicoba Siti, yakni RS Hosana Cikarang, RS Amanda Serang, RS Siloam di Cikarang, RS Sumber Waras, RS Cibitung, RS Santosa, RS Dharmais, RSPAD Gatot Soebroto, RSCM, dan terakhir RS Sint Carolus.
Menurut Istri Gubernur Jawa Barat itu, penderitaan Siti sangat berat. Dalam usianya yang masih belia selayaknya Siti mendapatkan perhatian dan kasih sayang lebih. Akibat penyakit yang dideritanya, masa anak-anak yang seharusnya dilewati dengan riang canda, kini dijalani dengan menahan rasa sakit luar biasa. Netty pun menghibur Siti dengan menyemangatinya agar tetap sabar dan terus berdoa. Siti pun hanya bisa menatap dengan binar mata yang sayu. Ada bantuan yang diberikan Netty langsung ke Ibunda Siti sebagai tanda kasihnya.
Dalam kesempatan itu, Netty menyempatkan berdiskusi dengan tim medis yang menangani Siti. Menurut tim medis, kondisi Siti tersebut memang sangat riskan sehingga dibutuhkan penanganan yang khusus dan intensif. Bahkan, tim medis juga memberikan saran agar juga memperhatikan kondisi keluarga Siti. Pada kesempatan itu, Netty berharap Siti dapat ditangani dengan baik. Jika memungkinkan dapat dipindahkan di Rumah Sakit di Bandung agar dirinya dapat menjenguk Siti kapan pun.
“Diperkirakan penanganan Siti masih panjang dan membutuhkan dukungan semua pihak. Khususnya bagi keluarga Siti yang secara ekonomi memang membutuhkan bantuan. Kita berharap Siti mendapat penanganan yang terbaik agar penyakitnya dapat diangkat. Kesembuhan Siti menjadi harapan kita semua, khususnya warga Jawa Barat. Saya, atas nama keluarga Gubernur dan masyarakat Jawa Barat mendoakan kesembuhan Siti,” ujar Netty di hadapan Ibunda Siti dan tim medis yang hadir.(HUMAS PEMPROV JABAR/NJP)