Covid-19 Klaster Pesantren di Jabar Meningkat

Klaster Pesantren Husnul Khotimah Kuningan

JABARTODAY.COM, BANDUNG — Sepekan terakhir kasus baru Covid-19 di pesantren Jawa Barat meningkat, terutama di Kabupaten Kuningan dan Kota Tasikmalaya.

Sebagai antisipasi, Pemprov Jabar telah mengeluarkan keputusan gubernur yang mengatur protokol kesehatan di pondok pesantren. Surat edaran juga dikirimkan kepada bupati/wali kota se-Jabar agar mengawasi kegiatan belajar mengajar di pesantren beserta kehidupan asrama.

Hal itu dikemukakan Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Barat (Sekda Jabar) Setiawan Wangsaatmaja saat menerima kunjungan Tim Taskforce Kementerian Kesehatan di Gedung Sate Bandung, Selasa (6/10/20).

“Dengan adanya kasus di pesantren, kita menerima surat dari beberapa pondok pesantren yang minta bantuan khususnya untuk dilaksanakan swab atau PCR,” katanya.

Berita Terkait

“Ini jadi perhatian kita semua agar klaster pesantren ini tidak terus berkembang,” tambahnya.

Kunjungan tim dari Kemenkes ini tepat sehari setelah Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan (GTPP) Covid-19 Jabar berganti menjadi Komite Kebijakan Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Daerah Provinsi Jawa Barat.

Kedatangan Tim Taskforce yang dipimpin Staf Ahli Bidang Hukum Kesehatan Kemenkes RI Kuwat Sri Hudoyo ini membahas perkembangan Covid-19 di Jawa Barat.

Menurut Sekda, Covid-19 di Jabar masih relatif terkendali, meskipun peta risiko penularan terus berubah setiap pekan. Satu hal yang tidak boleh berubah, menurutnya, yakni masyarakat tetap menjalankan perilaku hidup bersih dan protokol kesehatan 3M.

Sosialisasi dan edukasi oleh pemerintah tidak boleh berhenti. Hal penting yang harus dilakukan adalah melibatkan masyarakat pencegahan penularan.

“Kita harus bisa mengedukasi masyarakat, memberdayakan masyarakat untuk bisa proaktif dalam upaya pencegahan penularan Covid-19,” katanya.

Setiawan juga melaporkan, risiko penularan tertinggi masih didominasi kawasan Bodebek. Di kawasan ini harus melakukan 3T (tracing, testing, treatment).

Dari 27 kabupaten/kota di Jabar, tercatat 13 daerah masuk zona oranye, lima zona merah, sisanya zona kuning. Tiga derah sudah turun dari zona merah ke zona oranye yakni Kabupaten Cirebon, Kota Cirebon, dan Kota Depok.

Menurut Setiawan, Bodebek dan Bandung Raya masih menjadi episentrum penularan, tapi belakangan Jabar bagian selatan pun perlu diwaspadai.

Saat ini Jabar sedang menguatkan desa agar dapat menyediakan tempat isolasi mandiri agar tidak selalu mengandalkan rumah dakit daerah.

“Caranya dengan membuat tempat isolasi mandiri di setiap desa. Jadi ketika ada warga yang terpapar, mereka tidak harus selalu ke rumah sakit atau berangkat ke tempat isolasi milik pemerintah daerah. Jadi ketika positif bisa langsung mengisolasi diri di rumah khusus yang ditentukan,” katanya.

Staf Ahli Bidang Hukum Kesehatan Kemenkes Kuwat Sri Hudoyo mengungkapkan, upaya promotif dan preventif dengan pendataan kontak erat harus dilakukan lebih kuat lagi.

”Intinya yang menjadi tujuan kita menurunkan jumlah kasus baru dan meningkatkan kesembuhan menjadi titik krusial yang harus dicari kuncinya. Tumpuannya Bodebek,” kata dia.

Oleh karenanya, sistem pelayanan kesehatan di rumah sakit perlu diperkuat. Dalam beberapa waktu mendatang, Tim Taskforce akan turun langsung ke kawasan Bodebek guna menjamin pengendalian penanggulangan Covid-19 berjalan lancar.

Klaster Pesantren

Pondok Pesantren Husnul Khotimah menjadi klaster penyebaran virus corona (Covid-19) di Kabupaten Kuningan. Ratusan orang di ponpes ini sudah terkonfirmasi positif Covid-19.

Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Kabupaten Kuningan, Indra Bayu, menyampaikan, klaster tersebut merupakan salah satu penyumbang terjadinya lonjakan kasus Covid-19 di Kabupaten Kuningan.

Dari total 674 kasus Covid-19 hingga saat ini, sebanyak 405 kasus berasal dari Ponpes Husnul Khotimah.

Indra menyebut, rata-rata yang terkonfirmasi positif Covid-19 di Ponpes Husnul Khotimah terdiri dari santri, tenaga pengajar, dan pegawai. Mereka masuk kedalam kategori orang tanpa gejala dan bergejala.

Dia memastikan seluruh santri yang dinyatakan positif Covid-19, sedang menjalani karantina di tempat yang sudah disediakan oleh pihak Ponpes Husnul Khotimah.

Ratusan santri di ponpes ini sudah dinyatakan positif Covid-19. Mereka sempat mengalami gejala pilek, batuk, flu, dan demam.

Di Kota Tasikmalaya, kasus terkonfirmasi Covid-19 meningkat setelah sempat landai selama dua hari. Pada Selasa, (6/10/2020), terjadi penambah kasus baru sebanyak 31 kasus.

Dari kasus baru tersebut, paling banyak masih dari klaster pesantren sebanyak 22 orang, pelaku perjalanan 3 orang, hasil tracking 4 orang, seorang dari klaster pesantren baru, dan seorang lagi dari hasil swab.

“Hari ini kita temukan satu kasus baru dari klaster pesantren berbeda. Kami langsung lakukan tracing terhadap 25 santri yang kontak erat dengan pasien,” ujar Kepala Dinas Kesehatan Kota Tasikmalaya Uus Supangat, Selasa (6/10/2020).

Klaster pesantren baru tersebut diduga dari transmisi lokal yang masih berasal dari klaster pesantren yang jumlah pasien terkonfirmasi positif Covid-19-nya terus bertambah.

Mengantisipasi penyebaran virus semakin meluas, kegiatan belajar mengajar (KBM) di pesantren pun langsung dihentikan. (JT/Humas Jabar)

 

Related posts