Sejak beberapa tahun silam, Jabar mencetuskan mega-proyek yang luar biasa, Bandara Internasional Jawa Barat Kertajati, di Kabupaten Majalengka. Rencananya, BIJB yang berlokasi pada lahan seluas 5.000 hektare, yang terdiri atas 1.800 hektare bandara dan 3,200 hektare kawasan aerocity itu beroperasi 2017-2018.
Direktur Utama PT Angkasa Pura II (Persero) Tri Sunoko mengemukakan, pada dasarnya, pihaknya siap mendukung program Jabar, yaitu rencana pengoperasian BIJB Kertajati, yang hingga kini, proyek pembangunannya terus bergulir. “Kami siap dukung,” singkat Tri, sapaan akrabnya, pada sela-sela Ground Breaking Bandara Husein Sastranegara Bandung, Senin (29/9/2014).
Tri menegaskan, berdasarkan regulasi, pihaknya tidak boleh menjadi pemegang saham mayoritas BIJB. Menurutnya, adalah Pemerintah Provinsi Jawa Barat yang harus menjadi pemegang saham mayoritas.
Meski demikian, pihaknya siap berperan sebagai pengelola BIJB. Akan tetapi, kata dia, pengelolaannya tidak secara langsung. Artinya, jelas dia, pihaknya mendirikan anak perusahaan untuk mengelola BIJB Kertajati. “Untuk mengelola BIJB, kami melakukan visibilities studies. Itu mengenai berbagai aspek, yaitu skema kerjasama, model bisnis, dan sebagainya, Proyeksikan, anak perusahaan terbentuk tahun depan,” urai dia.
Tri berpendapat, pada dasarnya, BIJB memiliki potensi pasar yang terbuka. Satu diantaranya, sebut dia, jumlah populasi Jabar yang besar, yaitu sekitar 44-45 juta jiwa, Angka itu belum termasuk calon penumpang dari provinsi lain, yang jaraknya dekat atau tidak terlalu jauh dengan BIJB.
Namun, imbuh dia, agar keberadaan dan operasional BIJB lebih optimal, sebaiknya, ada dukungan ketersediaan infrastruktur lain. Umpamanya, jalur tol. “Tanpa tol, keberadaan BIJB menjadi kurang menarik. Karenanya, pembangunannya perlu komprehensif bersama-sama dengan tol,” jelasnya. (ADR)