Rendahnya Pemahaman Perusahaan Soal Program Pensiun

manulifeJABARTODAY.COM – BANDUNG
Sebelum memasuki masa pensiun, setiap pekerja tentunya wajib memiliki persiapan. Karenanya, sebaiknya, perusahaan-perusahaan di Indonesia, yang berdasarkan data statistik, mencapai 22 juta perusahaan, mengikutsertakan para pekerjanya dalam program pensiun.
 
“Tapi, ternyata, sejauh ini, masih rendah. Hanya sekitar 7,5 persen perusahaan yang mengikutsertakan para pekerjanya dalam program pensiun,” ujar Tjondro Lukito, Senior Sales Manager Employee Benefits Manulife Financial di Hotel Aston Braga, belum lama ini.
 
Melihat kondisi itu, sambung Tjondro, pihaknya secara gencar melakukan sosialisasi kepada perusahaan-perusahaan di berbagai kota tanah air. Tujuannya, jelas dia, membuat perusahaan-perusahaan itu memahami kewajiban mereka sesuai dengan Undang Undang 13/2003 mengenai Ketenagakerjaan.
 
Saat ini, tuturnya, banyak perusahaan yang hanya melakukan pencatatan para pekerjanya, tetapi belum mengikutsertakannya dalam program dana pensiun. “Idealnya, perusahaan-perusahaan menyisihkan keuntungannya untuk dana pensiun para pekerjanya,” seru Tjondro.
 
Secara bisnis, Ricky Samsico, Head of Pension Employee Benefits Distribution Departement, menjelaskan, pasar program dana pensiun tergolong besar dan terbuka lebar. Untuk itu, sahut dia, pihaknya terus mengembangkan program pensiun. “Pertumbuhannya tinggi. Tahun lalu, pertumbuhannya mencapai 53 persen. Tahun ini, kami mencanangan pertumbuhan yang lebih tinggi lagi daripada tahun lalu. Minimalnya, sama,” cetus dia.
 
Diungkapkan, sejauh ini, pihaknya, yang merebut pasar terbesar asuransi pada program dana pensiun, yaitu sekitar 25 persen, mengelola dana pensiun cukup besar. Angkanya, sebut dia, sekitar Rp 7 triliun. “Total nilai dana kelola program pensiun mencapai Rp 30 triliun,” ungkapnya. (ADR)

Related posts