BNP Raup Untung Puluhan Miliar

BNPJABARTODAY.COM – BANDUNG

Kinerja positif ditorehkan PT Bank Nusantara Parahyangan (BNP) Tbk pada periode tiga bulan perdana tahun ini. Pada periode tersebut, lembaga perbankan yang berkantor pusat di Kota Bandung itu sukses mencatat peningkatan keuntungan.

“Pada Maret tahun ini, kami meraih laba sebelum pajak senilai Rp 32,83 miliar. Jumlah itu meningkat 11,25 persen lebih tinggi daripada Maret 2013, yang angkanya Rp 29,51 miliar,” tukas Direktur Bisnis PT BNP, Budi T Halim, belum lama ini.

Budi meneruskan, setelah terkena pajak, hingga Maret 2014, pihaknya mencatatkan keuntungan bernilai Rp 24,62 miliar. Angka tersebut, sambung Budi, lebih tinggi daripada realisasi Maret tahun sebelumnya, yang nilainya mencapai Rp 22,13 miliar. “Tahun ini, sesuai rencana bisnis bank (RBB), kami memproyeksikan laba sebesar Rp 145,61 miliar,” cetusnya.

Dijelaskan, pencapaian perolehan laba itu karena beberapa hal. Antara lain, terangnya, pendapatan bunga bersih yang pada Maret 2014 naik menjadi Rp 104,72 miliar. Sedangkan posisi Maret 2013, imbuh dia, angkanya mencapai Rp 87,793 miliar.

Dalam hal kredit, ungkap Budi, pihaknya sukses menggelontorkan pembiayaan sebesar Rp 6,981 triliun, Nilai kredit itu, tuturnya, melebihi realisasi dan pencapaian Maret 2013 yang besarnya Rp 6,25 triliun. “Kredit yang kami kucurkan, 48,6 persen peruntukannya bagi sektor usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). Sisanya, sektor lain. Nilai kredit yang kami kucurkan itu melampaui apa yang menjadi anjuran Bank Indonesia (BI), yaitu kredit bagi UMKM sebesar 20 persen total pembiayaan,” papar Budi.

Begitu pula dengan Dana Pihak Ketiga (DPK). Posisi Maret tahun ini, pihaknya mencatat kenaikan 11 persen lebih tinggi daripada Maret 2013, yaitu yang semula Rp 7,21 triliun menjadi Rp 7,9 triliun. Komposisinya, deposito senilai Rp 5,80 triliun, tabungan Rp 1,28 triliun, dan giro Rp 881 miliar. “Hingga Desember 2014, kami proyeksikan DPK dan kredit naik 12 persen,” sahut dia.

Torehan positif pun terjadi pada aset. Pada Maret 2014, seru Budi, jajarannya memiliki aset bernilai Rp 9,91 triliun. Sementara pada periode yang sama 2013, nilai assetnya Rp 8,37 triliun. “Dengan demikian, kini, kami termasuk dalam BUKU 2. Artinya, menjadi lembaga perbankan bermodal inti melebihi Rp 1 triliun. Kondisi ini dapat membuat kami menjadi lebih mudah dalam meningkatkan akselerasi kinerja dan bisnis,” urai Budi. (ADR)

Related posts