Berantas Narkoba, Mahasiswa Diharap Bantu BNN

aJABARTODAY.COM – BANDUNG Badan Narkotika Nasional terus melakukan kampanye penyalahgunaan narkoba di Indonesia. Lewat Dialog Interaktif bertema Mahasiswa Aktif dan Berprestasi Tanpa Narkoba di RRI Bandung, Rabu (10/4), Deputi Pencegahan BNN Yappi Manafe menyosialisasikan bahayanya narkoba ke para generasi muda, khususnya mahasiswa.

Mengapa RRI? Sebab, Yappi berpendapat, RRI adalah media informasi yang efektif untuk menyampaikan bahaya penyalahgunaan narkoba kepada masyarakat. RRI dipandang memiliki jaringan yang luas dan basis pendengar yang tidak sedikit.

“Berdasarkan data yang dimiliki oleh BNN, saat ini terdapat sedikitnya 35 ribu penyalah guna narkoba di Jawa Barat. Ganja, ekstasi, dan Shabu-shabu adalah jenis narkoba yang paling banyak digunakan,” ujarnya dalam presentasinya.

Dia juga meminta mahasiswa yang hadir untuk tidak berkompromi dengan barang haram itu. Menurut Yappi, mahasiswa adalah agen pembangunan bangsa yang harus dilindungi. Melalui Program Pencegahan Pemberantasan Penyalahgunaan Peredaran Gelap Narkoba (P4GN) BNN bertekad untuk menekan angka penyalahgunaan narkoba di Indonesia.

Berdasarkan hasil penelitian BNN yang bekerjasama dengan Pusat Studi Kesehatan Universitas Indonesia tren penyalahgunaan narkoba di Indonesia terus mengalami peningkatan. “Pada tahun 2008 terdapat sedikitnya 2,2 juta penyalahguna, dan mengalami peningkatan pada tahun 2011 menjadi 2,8 juta jiwa,” paparnya.

Dalam kesempatan yang sama, anggota Komisi III DPR RI, Ahmad Kurdi Moekri dan Deding Ishak, mengatakan, Narkoba adalah persoalan bangsa, bukan persoalan BNN semata. “Memang betul bahwa BNN yang diberi tugas untuk mengurusi masalah Narkoba. Tapi bukan berarti BNN bekerja sendiri,” ujar Moekri.

Maka itu, Deding meminta masyarakat membantu BNN mewujudkan Indonesia Bebas Narkoba pada 2015. Mahasiswa sebagai penerus bangsa harus membentengi diri dari peredaran gelap narkoba. “Mahasiswa juga diminta untuk bekerja sama dengan BNN dalam pencegahan dan pemberantasan penyalahgunaan narkoba,” imbuh Deding.

Try Mukti Agung, mahasiswa Fisip UIN Sunan Gunung Djati menyayangkan koordinasi yang kurang antara BNN dan kepolisian. Ia melihat ada kesan bahwa BNN dan Kepolisian bekerja sendiri-sendiri. “Padahal masalah narkoba sudah sangat akut dan membutuhkan kerjasama yang kuat antar semua lembaga di negeri ini,” sambungnya.

Acara itu dihadiri oleh 14 perwakilan mahasiswa perguruan tinggi se-Jawa Barat. (VIL)

Related posts