Seiring dengan perkembangan, persaingan bisnis pun semakin ketat. Apalagi, sejak beberapa tahun terakhir, Indonesia terlibat dalam era pasar bebas. Diawali oleh bergulirnya ASEAN-China Free Trade Aggreement (ACFTA). Persaingan dapat semakin ketat, tidak hanya dalam hal produk, tetapi juga sumber daya manusia, seiring dengan segera berlakunya ASEAN Economic Community pada 2016.
Menyikapi hal itu, perlu langkah-langkah dan strategi yang mumpuni. Satu diantaranya, memanfaatkan perkembangan dunia teknologi informasi. Dasar itu pula yang menjadi strategi jajaran Kamar Dagang dan Industri Jawa Barat untuk meningkatkan daya saing dunia usaha tatar Pasundan, utamanya, para pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah.
“Memanfaatkan kemajuan teknologi dapat berefek positif bagi para pelaku usaha, termasuk sektor UMKM. Ini tidak hanya mendorong daya saing tetapi juga menopang pertumbuhan ekonomi,” ujar Wakil Ketua Kadin Jabar Bidang Perlindungan dan Peningkatan Daya Saing Ekonomi, Eggy Hamzah, di Sekretariat Kadin Jabar, Rabu (14/5/2014).
Menurutnya, mengoptimalkan TI, seperti jaringan internet, yaitu sistem online, memiliki efek positif. Dikatakan, efeknya jaringan pasar menjadi lebih luas dan terbuka. Pasalnya, jelas dia, melalui pemanfaatan sistem online, para pelaku UMKM dapat mempromosikan dan menjual produknya secara lebih luas, tidak hanya bersifat lokal dan regional, tetapi juga nasional, bahkan internasional.
Sayangnya, kata dia, sejauh ini, khusus di Jabar, para pelaku UMKM yang sudah memanfaatkan sistem online masih relatif rendah. Perkiraannya, kata dia, baru sekitar 15-20 persen pelaku UMKM yang memanfaatkan sistem online untuk mengembangkan jaringan pasarnya.
Karenanya, cetus dia, pihaknya melakukan berbagai upaya untuk meningkatkan kesadaran sekaligus kemampuan para pelaku UMKM agar lebih ‘melek’ teknologi. Salah satu upayanya, ungkap dia, pihaknya menjalin kerjasama dengan Universitas Indonesia. “Bentuknya, berupa pendampingan bagi para pelaku UMKM,” tandasnya. (ADR)