Ratusan Industri Masih Liburkan Karyawan

jabartoday.com/net
jabartoday.com/net

JABARTODAY.COM – BANDUNG — Terjadinya pelemahan pertumbuhan ekonomi nasional berimbas pada Jabar. Buktinya, ratusan industri di tatar Pasundan masih meliburkan para pekerja dan karyawannya meski sebenarnya, pekan lalu, seharusnya mereka kembali beraktivitas. “Benar. banyak industri di Jabar yang masih meliburkan para pekerja dan karyawannya. Padahal, seharusnya, pekan kemarin, para pekerja kembali beraktivitas,” tandas Ketua DPD Asosiasi Pengusaha Indonesia (APINDO) Jabar, Dedy Widjaj, Jumat (31/7).

Dedy mengutarakan, pihaknya mencatat, di Jabar, terdapat sekitar 8.000 pelaku usaha dan industri. Sekitar 200 pelaku usaha dan industri di antaranya, lanjut dia, masih meliburkan para pekerja dan karyawannya. Menurutnya, ke-200 perusahaan dan industri yang meliburkan para pekerja dan karyawannya hingga pekan depan, utamanya, yang bergerak dalam bidang tekstil, garmen, dan sepatu untuk market lokal.

Menurutnya, situasi ini sebagai efek penghentian produksi sementara. Terhentinya produksi sementara itu, jelas Dedy, karena sejauh ini, barang dan produk mengalami penumpukan. Itu terjadi, tuturnya, akibat melemahnya daya beli masyarakat. “Efeknya, banyak produk yang tidak terjual,” ujarnya.

Dedy mengaku, perkembangan yang terjadi pada tahun ini sangat menyulitkan para pelaku usaha dan industri Jabar. Dia menyatakan, hampir 80 persen perusahaan dan industri di tatar Parahyangan terkena dampak. “Yang sangat terpuruk adalah industri tekstil, garmen, dan sepatu,” katanya..

Bisa saja, sahut Dedy, para pelaku usaha dan industri itu tetap beroperasi. Akan tetapi, imbuh dia, biaya operasional dan kerugiannya berpotensi kian besar. Padahal, lanjutnya, ekonomi nasional saat ini dalam kondisi yang tidak baik. “Kalau pekerja dan karyawan masuk, tentunya, harus ada pekerjaan. Agar ada pekerjaan, pelaku usaha dan industri harus membeli bahan baku. Yang terjadi, barang jadi akan semakin menumpuk di gudang. Penumpukan barang itu menjadi beban. Contohnya, pelaku usaha dan industri membayar premi asuransi kebakaran,” lanjut dia.

Melihat kondisi itu, Dedy meminta kalangan pelaku usaha dan industri Jabar lebih bersabar dan tidak terburu-buru melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK). “Khawatirnya, terjadi gejolak dan memperparah keadaan,” pungkas Dedy. (ADR).

Related posts