Puluhan Juta UMKM Belum Bankable

 

UMKM tetap bergeming di tengah hantaman krisis global.
UMKM tetap bergeming di tengah hantaman krisis global.

JABARTODAY.COM – BANDUNG

Keberadaan sektor usaha mikro, kecil, dan menengah berperan besar untuk menggerakkan dan mendorong laju pertumbuhan ekonomi. Namun, tidak mudah untuk terus mengembangkan sektor tersebut. Pasalnya, hingga kini, di Indonesia, masih banyak permasalahan yang menjadi penghambat perkembangan sektor tersebut. Satu diantara kendalanya yaitu kebutuhan dana pembiayaan yang besar.

Asisten Deputi Pembiayaan Urusan Asuransi dan Jasa Keuangan Toto Sugiono berpendapat, butuh dana besar untuk mengembangkan sektor UMKM di tanah air. Sejauh ini, kata dia, jumlah UMKM di Indonesia mencapai 56.268.400 UMKM. “Untuk mendorong UMKM-UMKM itu, butuh dana pembiayan yang banya. Angkanya, sekitar Rp 400,692 triliun,” ujar Toto, Senin (2/6/2014).

Diutarakan, berdasarkan data Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah, sekitar 70 persen jumlah pelaku UMKM atau 38,19 juta unit, masih belum layak mendapat akses pembiayaan perbankan alias belum bankable. Toto mengungkapkan, sejauh ini, jumlah pelaku UMKM yang layak usaha, bankable, dan layak go public masih sangat sedikit. Disebutkan, jumlahnya, hanya sekitar 4.898 unit.

Sebenarnya, sambung dia, terdapat cukup banyak sumber pembiayaan bagi para pelaku UMKM. Sumber tersebut, kata dia, tidak hanya pemerintah, tetapi juga sejumlah lembaga, baik BUMN, maupun swasta, yang bentuknya beragam, perbankan atau non-perbankan. “Tidak itu saja, sumber dana pun dapat melalui program Dana Bergulir, seperti LPDB-KUKM,” jelas Toto.

Tahun ini, sebut dia, melalui Kementerian KUKM, pemerintah memiliki sejumlah program yang berkaitan erat dengan UMKM. Antara lain, ucap dia, berupa program bantuan pemerkuatan modal bagi usaha mikro. Proyeksinya, cetus dia, tahun ini, sebanyak 1.000 unit koperasi di 33 provinsi. “Nilai bantuannya, masing-masing sekitar Rp 50 juta,” tukasnya.

Program lainnya, imbuh dia, berupa bantuan permodalan bagi wirausaha pemula. Targetnya, sahut dia, sebanyak 2.500 orang. Mereka, seru dia, juga tersebar di 33 provinsi. Nilai bantuannya, sejumlah Rp 25 juta per orang.

Kepala Dinas Koperasi, Usaha Mikro, Kecil, Menengah Jawa Barat Anton Gustoni menambahkan, Jabar memiliki sebuah program yang menjadi sumber pembiayaan para pelaku KUMKM. Program tersebut, terang dia, dalam bentuk Kredit Cinta Rakyat (KCR), yang penyalurannya melalui PT Bank Pembangunan Daerah Jabar-Banten Tbk atau bank bjb.

Sejauh ini, kata dia, penyaluran KCR yang bertingkat suku bunga 8,3 persen per tahun efektif, hingga akhir April 2014, nilainya mencapai Rp 291,7 miliar. bagi 9.236 debitur. Tahun ini, sambungnya, renananya, pemerintah menambah nilai KCR sebesar Rp 100 miliar.

Sementara itu, Kepala Divisi Bisnis IV LPDB-UMKM Hasbendi menimpali, sejauh ini, secara total, pihaknya menyalurkan LPDB-UMKM bernilai Rp 621.4 miliar. “Jumlah mitra mencapai 796 unit, yang terdiri atas UMKM dan BPR (Bank Perkreditan Rakyat). Untuk Januari-Mei tahun ini, kami menyalurkan senilai Rp 33,33 miliar,” tutupnya. (ADR)

Related posts