JABARTODAY.COM – JAKARTA Lembaga Bantuan Hukum Badan Usaha Milik Negara angkat bicara terkait maraknya kabar yang menyudutkan PT Dirgantara Indonesia.
Habiburokhman menuturkan, pihaknya telah mendapatkan masukan dari karyawan PT DI yang merasa kecewa sudah bekerja optimal dan perusahaan sudah mulai bangkit tapi malah dipolitisasi, juga muncul kampanye hitam oleh oknum karyawan PT DI yang dahulu justru menjadi aktor utama dalam melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) ribuan karyawan PT DI dan melakukan korupsi yang membuat perusahaan dipailiitkan.
Menurut Habiburokhman, pihaknya juga telah mendapatkan data informasi valid sejumlah capaian PT DI yang seharusnya menjadi kebanggaan masyarakat Indonesia. “Berita-berita negatif yang muncul tentang PT DI tidaklah benar termasuk audit BPK tahun 2015, dan merupakan informasi yang jauh dari kenyataan alias bohong,” tegasnya.
Habiburokhman menjelaskan, hingga saat ini PT DI terus melakukan pembenahan terutama di sektor finansial, operasional, sumber daya manusia, dan teknologi informasi guna menjadikan PT DI yang sustainable. Terdapat pula pengiriman yang tepat waktu baik untuk pesawat dan helikopter bagi pelanggan dalam dan luar negeri.
Dirinya mencontohkan, penyerahan helikopter Bell412EP pesanan TNI AD dan Polri/Polud yang tepat waktu. Lalu, penyerahan CN295 TNI AU yang bahkan mendahului jadwal dalam kontrak. Kemudian, penyerahan CN235-220 MPA TNI AL, juga penyerahan CN235-220 ke Afrika yang tepat waktu.
“Kerja profesional telah ditunjukkan oleh PT DI untuk mengerjakan sejumlah pesawat pesanan berbagai tipe. Dan selama ini tidak ada masalah karena persoalan teknis diselesaikan secara profesional,” sahutnya.
Sejumlah langkah dalam upaya meningkatkan kualitas pesawat berbagai jenis pun telah terus dilakukan oleh PT DI. Beberapa contoh misalnya pesawat NC212-400 Thai (MOAC: Ministry of Agricultural and Cooperatives). Pengembangan NC212-200 ke NC212- 400 (engine/cockpit redesign) dimulai sejak 2011 dengan aktivitas iterasi kerja sama engineering antara Airbus Military, Spain dengan PT DI dan transfer fasilitas produksi dan engineering data NC212-400 ke Bandung.
Saat ini, dengan dukungan Kedubes RI di Bangkok, PT DI sedang memohon keringanan kepada user (MOAC-Thai) agar memperhitungkan faktor force majeure akibat bird impact pada engine yang dapat mereduksi denda sekitar US$ 3 juta.
Dengan lesson learnt ini PT DI sudah memiliki pengalaman yang cukup untuk pengerjaan NC212-400 yang kemudian lebih lanjut dikembangkan menjadi NC212i. Saat ini pihak MOAC sedang dalam proses pengadaan lanjutan 2 unit NC212i melalui PT DI (kontrak pengadaan 1 unit direncanakan untuk ditandatangani pada akhir Maret 2017).
Yang lainnya pesawat jenis NSP-22 yang telah digantikan dengan AS332C1e menjadi stok helikopter di PTDI yang saat ini dalam finalisasi proses upgrade menjadi NAS332C1+. Upgrading NSP22 menjadi NAS332C1+ ini juga ditujukan sebagai usulan typical solution model dalam melakukan upgrading armada Super Puma lama yang ada di TNI AU saat ini.
Stock NAS332 C1+ akan siap terbang pada awal Mei 2017 dan akan menjadi available stock/finish good inventory senilai US$ 14 juta. Saat ini sudah ada peminat AS332C1+ untuk end user di kawasan Afrika dan Timur Tengah dengan harga penawaran sebesar US$ 16,5 juta.
“Atas dasar itu LBH BUMN mengajak semua pihak untuk mendukung keberlangsungan PT DI yang telah diperhitungkan banyak negara dan menjadi kebanggaan Indonesia,” pungkas Habiburokhman. (vil)