JABARTODAY.COM, LIBANON — Ledakan besar mengguncang Ibu Kota Libanon, Beirut, Selasa (4/8/2020) petang. Sejauh ini laporan menyebutkan, ledahan itu menewaskan 73 orang dan ribuan orang terluka.
Presiden Libanon, Michel Aoun, mengatakan ledakan di kawasan pelabuhan Beirut itu berasal dari sebuah gudang yang menyimpan 2.750 ton amonium nitrat.
Aoun mengatakan, ribuan ton amonium nitrat itu dilaporkan tersimpan secara tidak aman di sebuah gudang dekat pelabuhan Beirut selama kurang lebih enam tahun.
Namun, ia menganggap penyimpanan amonium nitrat dalam gudang tersebut “tidak dapat diterima” dan tidak bisa dibiarkan begitu saja.
“Karena tidak dapat diterima bahwa pengiriman ‘amonium nitrat’ diperkirakan 2.750 ton selama 6 tahun di sebuah gudang tanpa mengambil tindakan pencegahan, yang membahayakan keselamatan warga negara,” ujarnya dilansir Anadolu Agency.
Amonium nitrat biasa digunakan secara luas dalam pupuk dan bahan peledak. Para ahli menjelaskan zat tersebut sangat eksplosif.
Libanon adalah sebuah negara kecil di kawasan Timur Tengah dengan penduduk multiagama. Negara ini berbatasan dengan Suriah dan Israel dan menjadi negara terkecil di Timur Tengah. Luas wilayahnya hanya 10.000 kilometer persegi (3.900 mil persegi).
Dalam pakta nasional kemerdekaan tahun 1943, presiden negara itu haruslah Kristen Maronit, sedangkan perdana menteri haruslah muslim. Kepala parlemen adalah syiah. (JT)