JABARTODAY.COM, KOTA BANDUNG – – MUI bersama Dewan Da’wah Jabar dan Universitas Al Ghifari menggelar kegiatan Menjaga Akidah Ummat Melalui Penguatan Islam Wasathiyah di Aula Universitas Al Ghifari Jl.Cisaranten Bandung, Minggu (11/8/2024).
Dalam acara ini juga dibedah buku “Pembinaan LDII Menuju Paradigma Baru Berdasarkan Wasathiyatul Islam” yang ditulis tim MUI Pusat. Buku ini sebagai panduan untuk meluruskan 12 syubhat atau doktrin utama yang dianut oleh warga LDII. Syubhat/doktrin tersebut meliputi: yaitu (1) Berjama’ah (al-Jamâ’ah), (2) Beramir (alImarah), (3) Berbaiat (al-Bai‘ah), (4) Taat (al-Thâ’ah), (5) Fathonah, Bithonah, Budi Luhur; (6) ‘Isyrun IR: Infaq Rezeki/Infaq Rutin (al-‘Usyr), (7) 5 Bab Ngaji, Ngamal, Bela, Sambung Jama’ah, Thoat, (8) Bid’ah, Khurafat, Syirik, Tahayyul, (9) Qur’an Hadis Jama’ah, (10) Manqul, Musnad, Muttashil, (11) Takfiri (al-Takfîr), dan (12) Surat Taubat dan Kafaroh Taubat.
Hadir sebagai narasumber antara lain 1. Drs.Kh Ahmad Zubaidi MA ( Ketua Komisi Dakwah MUI Pusat), Prof.Dr.H. Didin Muhafidin , SIP,M.Si ( Dosen Fisip Unpad dan Rektor Univ.Al Ghifari), Prof.Drs Firdaus Syam, PhD ( Ketua KPPP MUI) dan Dr. KH Ali M Abdillah MA ( Sekretaris KPPP MUI) dan sejumlah mantan anggota LDII yang memberikan kesaksian.
Dalam kesempatan tersebut sejumlah mantan anggota LDII yang sudah taubat memberikan kesaksian akan penyimpangan dan kesesatan amaliah LDII serta menginformasikan bahwa “Paradigma Baru LDII” hanya slogan belaka.
Atas pengakuan dan kesaksian tersebut sejumlah peserta termasuk perwakilan ormas Islam meminta MUI segera mengeluarkan fatwa sesat kepada ajaran dan ormas LDII.
Hal ini juga disampaikan dan didukung KH.Muhammad Roinul Balad selaku Ketua Panitia. Menurut KH.Roin, paradigma baru yang tidak dijalankan LDII merupakan upaya mengelabui kaum muslimin khususnya MUI.
“Kenyataannya dalam aktivitasnya ‘paradigma baru’ tersebut tidak ada. Ini membuktikan kalau LDII itu tidak ada perubahan dan tetap kepanjangan atau metamorphosis dari Islam Jamaah yang telah difatwa sesat oleh MUI,”ungkapnya KH.Roin yang juga Ketua Dewan Da’wah Jabar ini.
Untuk itu KH.Roin sepakat jika MUI segera mengeluarkan fatwa sesat kepada LDII sehingga mempunyai kejelasan posisinya ditengah umat Islam. Sebab, imbunya, jika terus dibiarkan dan tidak ada status hukum yang jelas akan semakin banyak menyesatkan umat.
“Saya rasa kesaksian dari paran mantan anggota LDII, data dan fakta lapangan serta hasil kajian MUI sudah cukup bukti bahwa LDII sesat dan menyesatkan,” tegasnya.
Menanggapi hal tersebut Drs.KH. Ahmad Zubaidi MA selaku Ketua Komisi Dakwah MUI Pusat menyampaikan terkait fatwa sesat LDII hingga saat ini MUI masih mengkaji dan terus memantau aktivitas jemaat LDII khususnya dalam menjalankan ‘paradigma baru” tersebut.
“Kita perlu berhati-hati khususnya dalam mengeluarkan fatwa sesat terhadap suatu ajaran atau paham keagamaan termasuk LDII sehingga tidak ada salah fatwa dikemudian hari,” ungkapnya.
Menurutnya pihak MUI sendiri hingga saat ini masih mengkaji data dan pengakuan dari para mantan anggota LDII secara mendalam. Dirinya juga setuju jika nantinya dari hasil meneliti amaliah LDII jika masih menyimpang maka perlu ketegasan sikap MUI.
“Kita berharap para mantan yang sudah keluar ini bisa mendakwahi teman mereka yang masih aktif didalam (LDII),”ungkapnya.
Ahmad Zubaidi menegaskan buku yang telah diterbitkan MUI tersebut dapat dijadikan pegangan dan rujukan dalam membina LDII dilapangan.
“Ajakan dan dakwah kepada anggota LDII ini bisa dilakukan dengan dialog namun jangan dengan kekerasan .Debat boleh, tetapi harus dilakukan denga santun dan argument yang valid,”sarannya.
Sementara itu Prof.Dr.H. Didin Muhafidin , SIP,MSi selaku cindekiawan muslim dan dosen Fisip Unpad menyambut baik dan mengapresiasi kegiatan tersebut. Menurut Didin kegiatan bedah buku dan dialog semacam ini dapat diteruskan dan dilakukan diberbagai kampus khususnya di Jawa Barat.
“Saya kira kegiatan Menjaga Akidah Ummat Melalui Penguatan Islam Wasathiyah sebagai forum dialog yang ilmiah karena berdasarkan kajian MUI sehingga umat mendapatkan pencerahan dan informasi yang akurat khususnya terkait isu-isu penyimpangan dan kesesatan yang dilakukan oleh kelompok Islam termasuk LDII,”ungkap Didin yang juga Rektor Unfari.
Untuk itu dirinya sepakat dengan slogan MUI bahwa perbedaan di toleransi dan kesesatan harus diamputasi. Dirinya pun mendukung langkah MUI dalam mensosialisasikan buku terkait LDII tersebut khususnya di Jawa Barat.
Dalam acara tersebut seluruh peserta mendapat buku “Pembinaan LDII Menuju Paradigma Baru Berdasarkan Wasathiyatul Islam”. Sementara peserta sendiri merupakan perwakilan Ormas Islam, DKM Masjid, pengurus MUI, tokoh Masyarakat, Dai, pengasuh pesantren, mahasiswa dan para aktivis dakwah.