Mimpi Besar IKA UPI tentang Dunia Pendidikan di Indonesia

Andi Suwirta

Sejarawan Universitas Pendidikan Indonesia

IKA UPI (Ikatan Alumni Universitas Pendidikan Indonesia) telah melaksanakan Seminar Nasional dan Kongres IV pada tanggal 26 Maret 2011 yang lalu di Hotel Savoy Homann, Bandung. IKA UPI juga telah melaksanakan Rapat Kerja Nasional di Bandung pada bulan September 2011 yang lalu. Memang, sebagai organisasi dengan jumlah alumni lebih dari 100.000 orang dan menyebar ke berbagai wilayah Indonesia, kiprah IKA UPI dalam dunia pendidikan tidak bisa dipandang sebelah mata.

IKA UPI, yang kini dinahkodai oleh Drs. Enggartiasto Lukita sebagai Ketua Umum (alumni IKIP Bandung yang kini manggung sebagai anggota DPR RI) dan Drs. Teten Masduki sebagai Ketua Dewan Penasehat (alumni IKIP Bandung dan tokoh ICW di Jakarta) memiliki mimpi besar untuk memajukan dunia pendidikan di Indonesia. Mimpi besar adalah sebuah das sollen, bagaimana membumikan mimpi besar itu dalam tataran das sein adalah pekerjaan raksasa kita semua yang hirau tentang pendidikan.

Kondisi Objektif Pendidikan Indonesia

Pendidikan adalah usaha sadar dan sistemik untuk mengembangkan dan mengoptimalisasikan seluruh potensi individu dan masyarakat secara totalitas agar maju dan fungsional. Karena itu pendidikan, diyakini dan terbukti, adalah kata kunci untuk kemajuan bangsa di masa depan agar bisa sejajar dengan bangsa-bangsa lain dalam konteks persaingan global.

Perubahan yang begitu cepat, kompleks, dan mendasar – sebagai implikasi dari proses globalisasi – membawa beberapa tantangan dan peluang baru bagi dunia pendidikan di Indonesia. Tantangan dan peluang baru itu di satu sisi tidak boleh menegasikan fungsi utama pendidikan sebagai wahana untuk mencerdaskan, memajukan, dan mensejahterakan bangsa; namun di sisi lain diperlukan pemetaan tentang kondisi objektif pendidikan bangsa, paradigma baru pendidikan, dan agenda-genda restorasi strategik bagi pendidikan ke depan.

Proses pendidikan di Indonesia, dalam pengertian modern, memiliki sejarah yang panjang dan telah memberikan hasil yang menggembirakan. Sejak awal abad ke-20 sistem pendidikan modern telah diperkenalkan dan membawa dampak terhadap kemajuan, kesejahteraan, dan kemerdekaan bangsa. Namun tiap zaman memiliki tantangan tersendiri dan permasalahan yang berbeda. Karenanya, diperlukan pemetaan yang objektif tentang tantangan dan peluang bagi pendidikan nasional kita dewasa ini agar bisa diantisipasi ke depan dan mampu memberikan solusi dalam menjawab tantangan zaman (baik lokal, nasional, maupun global).

Beberapa kondisi objektif pendidikan nasional yang memerlukan perhatian dan penanganan bersama, di antaranya adalah:

Pertama, kesejahteraan guru dan dosen serta pembinaan profesional perlu terus diperhatikan. Guru dan Dosen, sebagai ujung tombak dalam praksis pendidikan di Indonesia, pengabdiannya tidak perlu diragukan. Semangat, idealisme, dan kerja keras mereka untuk memajukan bangsa melalui kiprahnya di dunia pendidikan, perlu diimbangi dengan tingkat kesejahteraan yang baik dan wajar. Pembinaan profesional guru dan dosen, baik oleh organisasi ikatan alumni maupun organisasi profesi, juga perlu terus-menerus dilakukan agar kompetensi keilmuan, pedagogik, dan sosial mereka menjadi semakin baik dan meningkat.

Kedua, populasi usia anak sekolah sebagai generasi andalan bagi kemajuan bangsa ke depan – yang terdiri dari pendidikan dasar, menengah, dan pendidikan tinggi dengan jumlah populasi mencapai lebih dari 75 juta jiwa – perlu diperhatikan. Perhatian utamanya adalah menuntaskan program wajib belajar pendidikan dasar (wajar dikdas) 9 tahun dan meningkatkan kualitas proses pembelajaran di tiga jenjang pendidikan tersebut.

Ketiga, manajemen nasional tentang sistem pendidikan yang profesional dan terbuka perlu diperhatikan. Perhatian utama diberikan pada penataan kembali konsep dan kebijakan tentang sentralisasi dan desentralisasi dalam pengelolaan pendidikan, optimalisasi sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas dalam menangani masalah pendidikan, serta alokasi dan distribusi pendanaan dalam pendidikan.

Keempat, penerapan ICT (Information and Communication Technology) dan kelengkapan fasilitas dalam pendidikan agar tidak ketinggalan dan bisa bersaing dengan bangsa-bangsa lain. Masalah ini berkenaan dengan pilihan teknologi yang tepat-guna dalam pendidikan, upaya pemerataannya ke semua daerah, dan daya dukung SDM yang memadai sebagai pengguna ICT dan fasilitas pendidikan.

Dan kelima, proses learning yang masih memfokuskan diri pada penguasaan berbagai jenis disiplin ilmu yang bersifat parsial dan kurang substansial, sehingga mengabaikan konsep tentang keutuhan ilmu, fungsi sains dan teknologi, serta pentingnya values dalam proses pendidikan karakter dan jati diri bangsa Indonesia.

Perlunya Restorasi Pendidikan di Indonesia

Salah satu agenda restorasi strategik untuk membangun masa depan bangsa Indonesia melalui pendidikan sekarang ini, dalam pandangan kami untuk merealisasikan cita-cita dan mimpi IKA UPI adalah “Program Indonesia Mendidik untuk Semua dalam rangka Membangun Karakter Bangsa”.

Hal ini dilandasai oleh pengalaman historis bahwa para the founding fathers Indonesia adalah para pendidik juga. Mereka mengajar, mendidik, memberi pencerahan, membangun jiwa dan karakter bangsanya dengan semangat, tekun, dan dedikasi yang tinggi. Guru dan pendidik di Indonesia, dengan demikian, adalah primus inter pares, orang-orang yang terbaik dan pilihan pada zamannya. Mereka mendidik dan mengajar karena pilihan hidup dan sadar akan tanggung jawabnya yang besar.

Kini para alumni UPI, yang sebagian besar menjadikan dunia pendidikan sebagai pilihan hidup dan profesinya, perlu terus mewarisi semangat mendidik para the founding fathers Indonesia. Dunia berubah dengan cepat dan maju dengan pesat karena kiprah para pendidik yang cerdas, visioner, berkarakter, dan menjadi panutan bangsa. Guru dan pendidik adalah individu agung yang mampu menyadarkan, mencerdaskan, dan membangunkan bangsa Indonesia yang besar ini menjadi bangsa yang maju, modern, dan beradab tanpa harus kehilangan identitas, karakter, dan jatidirinya sebagai bangsa Indonesia.

Akhirnya, dunia pendidikan di Indonesia dapat secara strategis melaksanakan fungsinya dengan optimal manakala diletakkan di atas paradigma baru yang memberikan kekuatan untuk membangun bangsa pada masa depan. Pendidik dan guru adalah pilihan hidup dan profesi mulia, sebagaimana telah ditunjukkan oleh para the founding fathers bangsa ini untuk memajukan, mensejahterakan, dan memerdekakan bangsa Indonesia.

Pendidikan adalah agenda besar bangsa ini untuk mengejar ketinggalan dari bangsa-bangsa lain di dunia. Maka agenda restorasi pendidikan untuk memperbaharui sistem pendidikan, kurikulum, anggaran pendidikan, dan kesejahteraan guru/pendidik di Indonesia adalah sebuah keniscayaan dan perlu segera dilaksanakan. [MAS]

 

Related posts