JABARTODAY.COM – BANDUNG Pemilik Soldatenkaffe, Henry Mulyana mengaku tertekan akibat pemberitaan media massa terkait kafe miliknya yang dianggap menyebarkan faham nasionalis sosialis atau Nazi. Dia bahkan merasa menjadi korban berita sepihak dari media berbahasa asing yang mewawancarai dirinya.
“Sebenarnya ini semua berawal dari pemberitaan di salah satu media cetak dan elektronik internasional yang telah melakukan pemberitaan sepihak, yang jauh melenceng dari keterangan narasumber, bahkan terlihat secara jelas terdapat unsur rekayasa dan pelintiran yang bertujuan untuk mencari sensasi dengan mendramatisir berita ini,” beber Henry dalam jumpa pers, Sabtu (20/7/13).
Tekanan itu tidak datang dari dalam negeri, bahkan masyarakat khususnya media luar negeri ikut menghantam dirinya. Dia dituding seorang pemuja Nazi. “Banyak yang stres, marah, dan dunia luar menekan saya, mencaci maki saya. Padahal saya murni hanya hobi dan senang terhadap pernak pernik Perang Dunia II,” tukasnya.
Kuasa hukum Henry, Rohman Hidayat menambahkan, pemberitaan tentang cafe kliennya oleh media nasional berbahasa Inggris, membuat masyarakat luar negeri mudah menyerap dan menerimanya. Padahal lanjut Rohman, sejak dulu media telah mengangkat isu ini dan tidak pernah ada masalah.
“Maka itu, kami akan mengajukan hak jawab kepada media bersangkutan, dan juga bertanya kenapa ini bisa terjadi,” tegas Rohman.
Henry mengaku, sejak lama banyak ekspatriat yang berkunjung ke kafe yang berada di Paskal Hypersquare itu dan tidak pernah bermasalah, meski ada pro-kontra. Orang asing yang datang tambah Henry, meski tidak menikmati santapan di situ, namun mereka mengapresiasi pernak-pernik yang ditampilkan.
Sebelumnya, Soldatenkaffe atau dalam bahasa Jerman berarti kafe serdadu, mendapat sorotan keras dari Pemerintah Kota Bandung.
Pasalnya Kaffe yang sudah ada sejak tahun 2011 ini memiliki dekorasi dan di dalamnya kental dengan nuansa Nazi Jerman atau partai yang berhaluan ekstrem kanan dan rasis, yang dianut Adolf Hitler. (VIL)