Besar, Peluang Wisata Syariah Berkembang

Jawa_BaratJABARTODAY.COM – BANDUNG

Terbukti Indonesia, termasuk Jawa Barat, memiliki potensi dan daya tarik pariwisata yang luar biasa. Diantaranya, sumber daya alam. Bahkan, mayoritas penduduk Indonesia dan Jabar yang beragama Islam pun dapat menjadi sebuah daya tarik pariwisata.

Potensi pariwisata itu terdapat pada pola wisata syariah. “Selama ini, ada anggapan bahwa wisata syariah adalah wisata ziarah dan wisata religi. Misalnya, berziarah ke tempat-tempat berlatar belakang sejarah Islam, semisal Makam Wali Sanga, dan sebagainya. Tapi, sebenarnya, wisata syariah bukan seperti itu,” tukas Wakil Ketua Centre for Islamic Economics Studies, Harry Maksum, di tempat kerjanya, Kantor Bank Indonesia Perwakilan Wilayah VI Jabar-Banten, belum lama ini.

Menurut Harry, wisata syariah adalah destinasi-destinasi pariwisata yang berwawasan syariah. Misalnya, jelas dia, adanya hotel yang memiliki fasilitas beribadah yang bagus. Kemudian, lanjutnya, restoran-restoran yang menyajikan menu halal. Berikutnya, butik-butik atau factory outlet yang menawarkan busana muslim dan sebagainya.

Harry menyatakan, beberapa waktu lalu, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif menetapkan adanya 9 destinasi wisata syariah di tanah air. Ke-9 destinasi tersebut, ujarnya, yaitu Sumatera Barat, Riau, Lampung, Banten, Jakarta, Jabar, Jatim, Makassar, dan Lombok.

Dia menyatakan, agar menjadi destinasi wisata syariah, ke-9 destinasi tersebut wajib memiliki travel agen, hotel, restoran yang bersertifikat halal. Terlebih, kata Harry, bagi Jabar, tatar Pasundan berupaya merealisasikan terwujdunya provinsi halal.

Sebenarnya, ungkap Harry, beberapa dekade silam, konsep wisata syariah dikembangkan sebuah hotel di Kota Bandung. Saat itu, sebut dia, namanya Hasanah Regency, yang berlokasi di Jalan Lemah Neundeut. Di hotel itu, kata dia, terdapat fasilitas ibadah yang cukup komplit, yaitu mushola yang representatif, Al Quran pada tiap, tidak ada bar, dapur halal, dan tidak menyediakan minuman keras.

Sayangnya, konsep syariah kurang diminati. Akibatnya, kata dia, kondisinya seperti saat ini, tergolong lesu. Padahal, imbuh dia, potensinya besar. Bahkan, sahutnya, wisata syariah sangat berpotensi besar untuk menggenjot wisatawan mancanegara, khususnya, asal Timur Tengah.

Untuk itu, cetus Harry, pihaknya menggiatkan sosialisasi konsep wisata syariah ini kepada masyarakat secara lebih luas. Misalnya, melalui berbagai aktivitas, seperti seminar pariwisata syariah kepada pelaku pariwisata atau masyarakat pada umumnya.

Sementara itu, data Kemenparekraf, komunitas muslim merupakan pasar yang sangat besar. Pasalnya, populasi penduduk muslim dunia sekitar 1,8 miliar atau 28 persen penduduk yang tersebar di 148 negara. Pada 2011, wisatawan muslim berkontribusi besar pada sektor pariwisata. Secara nominal, kontribusinya mencapai Rp 126 miliar. Angka itu lebih besar daripada wisatawan asal Jerman yang kontribusinya Rp 111,889 miliar.  (ADR)

Related posts