Bersama 3 Perbankan, BJB Garap Kopi

jabartoday.com/erwin adriansyah
jabartoday.com/erwin adriansyah
JABARTODAY.COM – GARUT — tidak pelak lagi, bahwa Jabar memiliki beragam komoditi agrobisnis unggulan berkualitas. Satu di antaranya adalah kopi.

Direktur Utama bank bjb, Ahmad Irfan, menegaskan, berkenaan dengan agribisnis, khususnya perkopian Jabar, pihaknya siap mendukung pengembangan komoditi itu. Pasalnya, jelas dia, kopi merupakan salah satu komoditi unggulan Jabar.

“Kami berkepentingan untuk memajukan komoditi tersebut. Bentuk dukungannya, antara lain, dalam hal permodalan,” tuturnya. pada Laku Pandai bank bjb BiSA di Lapangan Wanabakti Cikandang, Kecamatan Cikajang, Kabupaten Garut, Selaaa, (24/5).

Langkah bank bjb untuk menggarap dan memajukan komoditi kopi mendapat respon positif Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Itu karena, hjngga kini, sektor perbankan belum terlalu menyentuh sektor pertanian dan perkebunan, termasuk kopi. “Karenanya, kqmi menggandeng 4 perbankan untuk menggarap sektor tersebut, yang satu di antaranya kopi,” tandas Anggota Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Ilya Avianti.

Disebutkan, ke-4 perbankan tersebut, 3 di antaranya adalah milik BUMN. Yaitu, sebutnya, PT Bank Mandiri Tbk, PT Bank Rakyat Indonesia (BRI) Tbk, dan PT Bank Negara Indonesia (BNI) Tbk. Satu lainnya, tambah Ilya, yaitu PT Bank Pembangunan Daerah Jabar-Banten Tbk alias bank bjb.

Diutarakan, dalam kerja sama ini, bank bjb dapat menyalurkan pembiayaan kepada para petani, khususnya komoditi kopi, melalui bank bjb resi gudang. Bagi para petani kopi, lanjutnya, resi gudang merupakan sebuah solusi memperoleh pembiayaan saat kalangan itu berpanen raya. “Petani dapat mengagunkan sertifikat resi gudang guna memperoleh pembiayaan bank bjb,” tuturnya.

Kepala OJK Regional Jabar, Sarwono, menuturkan, sebenarnya, potensi agrobisnis, khususnya kopi Jabar tergolong besar. Pasalnya, jelas Sarwono, saat panen kopi, volumenya dapat mencapai ratusan ton.

Menurutnya, sejauh ini, memang penyaluran pembiayaan perbankan bagi para petani kopi masih minim, yaitu sekitar Rp 3 miliar. Padahal, serunya, jika mengacu pada potensinya, nilai pembiayaan dapat melebihi Rp 3 miliar (ADR)

Related posts