Batik Etnik Lokal Masih Lebih Superior

(FOTO: ISTIMEWA)

JABARTODAY.COM – BANDUNG — Ternyata, tidak seluruh produk impor, utamanya, asal Cina, yang terus membanjir, secara otomatis, mendominasi pasar domestik. Buktinya, batik etnik bumi Nudantara masih mendominasi pasar lokal.

“Penjualan batik etnik lokal masih dominan dan tidak terlalu terpengaruh oleh batik impor, khususnya asal Cina. Bahkan, kami prediksi, meski perajin bayik tidak sebanyak produksi batik printing (cetak), tahun ini, pasar batik nasional terus bertumbuh,” tandas Chief Executive Officer (CEO) Maxxindo, Desay Savitri Devi, pada pemaparan Pameran Legenda Batik Nusantara di Graha Manggala Siliwangi, yang rencananya bergulir 1-5 Febuari 2017 di Jalan Supratman, belum lama ini.

Masih dominannya batik etnik, jelas Desay, bukan tanpa alasan dan bukti. Ditegaskan, selain menjadi salah satu produk khas nasional, batik etnik pun diakui Unesco sehingga diminati publik mancanegara.

Berbicara tentang pasar ekspor, Desay mengemukakan, sejauh ini, peredaran batik etnik mayoritas di dalam negeri. Diungkapkan, sekitar 80 persen pasar batik etnik adalah pasar domestik. Sedangkan pasar ekspor, imbuhnya, tidak melebihi 20 persen.

Desay meneruskan, sejauh ini, ada beberapa negara yang menjadi destinasi ekspor batik etnik. Antara lain, sebutnya, Malaysia, Brunei, Thailand, dan Jepang. Nilainya, seru dia, jika berdasarkan catatan Kementerian Perindustrian (Kemenperin), nilai ekspornya terus bertumbuh.

Pada 2015, ujarnya, nilai ekspor mencapai 3,1 miliar dolar AS atau mencapai hampir Rp 41 triliun. Angka ini, terangmya, tumbuh 6,3 persen lebih tinggi dari pada 2014.  (win)

Related posts