JABARTODAY.COM – BANDUNG — Selama 2018, setelah kondisi ekonomi nasional mengalami sedikit kelesuan, sebagai efek global, yang di antaranya terlihat pada terdepresiasinya rupiah, kini, mulai menunjukkan grafik positif. Itu terjadi setelah rupiah terus menguat.
Tentunya, kondisi itu berpengaruh pada perkembangan ekonomi pada 2019. Lalu, bagaimana kondisi pasar otomotif pada 2019?
Yuniadi Haksono Haryono, External Affairs & Communication Director General Motors Indonesia, pada sela-sela Chevrolet Traiblazer Fun, belum lama ini, menilai, pasar otomotif tanah air masih terbuka. “Saya kira, tahun depan, pasar (otomotif) nasional tetap terbuka,” tandas Adhie, sapaan akrabnya.
Menurutnya, terbukanya pasar otomotif pada 2019 juga karena memang buying power masyarakat menguat. Indikatornya, sambung dia, permintaan dan kebutuhan otomotif tetap cukup besar.
Berdasarkan rasio kepemilikan kendaraan, Adhie berpendapat, potensi pasarnya pun tergolong besar. Adhie meneruskan, berdasarkan survey, pihaknya mendata bahwa rasio kepemilikan kendaraan di Indonesia sebesar 87 : 1.000. Artinya, jelas dia, rata-rata, sebanyak 87 kendaraan dimiliki 1.000 orang. Di Filipina, ucapnya, rasionya lebih kecil, sekitar 38 : 1.000. “Sedangkan Singapura dan Thailand, melebihi Indonesia, masing-masing 145 : 1.000 serta 228 : 1.000,” tukasnya.
Bagaimana Jabar? Adhie menilai Jabar punya posisi strategis. Pasalnya, secara populasi dan geografi, Jabar adalah potencial market. “Bagi kami, Jabar adalah pasar penting. Karenanya, Jabar merupakan salah satu fokus kami dalam pengembangan pasar,” pungkasnya. (win)