Dunia Usaha Tunggu 100 Hari Kinerja Kabinet

kabinet kerjaJABARTODAY.COM – BANDUNG

Awal pekan ini, Indonesia memasuki era pemerintahan baru. Presiden Joko Widodo mengumumkan susunan Kabinet Kerja. Beragam reaksi timbul seiring dengan penyusunan kabinet oleh mantan Gubernur DKI Jakarta tersebut. Satu diantaranya, sektor dunia usaha.

Ketua DPD Asosiasi Pengusaha Indonesia Jawa Barat Dedy Widjaja berpendapat, memang, kabinet baru terbentuk. Akan tetapi, lanjut Dedy, masih terlalu dini untuk melakukan penilaian terhadai pemerintahan baru tersebut. “Dunia usaha masih wait and see apa yang akan dilakukan susunan kabinet baru tersebut dan bagaimana kinerjanya,” tandas Dedy, Selasa (28/10/2014).

Menurutnya, seperti sebelum-sebelumnya, hampir seluruh lapisan masyarakat menanti kinerja pemerintahan dalam beberapa hari mendatang. Biasanya, ucap dia, kinerja tersebut baru terlihat selama 100 hari. “Kami harap, dalam 100 hari mendatang, kabinet baru ini benar-benar menunjukkan kinerja nyata, khususnya, dalam membangun dan memajukan roda perekonomian,” sahut Dedy.

Pengamat ekonomi Universitas Pasundan Acuviarta Kartabi berpandangan, kabinet Jokowi-Jusuf Kalla ini tidak terlalu istimewa. Menurutnya, susunan kabinet tersebut nyaris tidak ada kejutan. Acu menilai preferensi politik pun masih kuat saat memilih dan menetapkan susunan kabinet tersebut. Akan tetapi, para pelaku usaha dan industri, khususnya Jabar, masih tetap optimistis, bahwa pemerintahan Jokowi-JK dapat memberi perbaikan iklim usaha.

Acu menilai, pemilihan beberapa menteri cukup masih kental kepentingan politiknya. Satu contohnya, ucap dia, terdapat pada posisi Menteri Koordinator Perekonomian yang dijabat Sofyan A. Djalil. Sofyan, jelas Acu, adalah sosok yang dekat dengan JK. Contoh lainnya, posisi Menteri BUMN, yang disandang Rini Mariani Soemarno. “Sosok ini termasuk lingkaran Ketua Umum DPP PDI-Perjuangan Megawati Soekarnoputri,” tuturnya.

Bahkan, Acu menyatakan, Sofyan dan Rini relatif belum menorehkan prestasi menonjol. Acu menggambarkan, beberapa tahun silam, Rini pernah menggarap sepeda motor Cina. “Hasilnya, tidak berkembang,” ungkap Acu.

Sementara Sofyan, tambah dia, beberapa tahun silam, juga pernah “kebobolan”, yaitu terjadinya divestasi PT Indosat. Walau demikian, tukasnya, pada era saat ini, baik Sofyan A Djalil, Rini Mariani, maupun para menteri lainnya menunjukkan kinerja yang positif. (ADR)

Related posts