Usia Produktif Dominasi Korban Tewas Lakalantas

foto: erwin adriansyah
foto: erwin adriansyah

JABARTODAY.COM – BANDUNG — Sejauh ini, sepertinya, tingkat kesadaran masyarakat untuk berkendara dan berlalu lintas masih belum tinggi. Itu tercermin pada perilaku para pengguna jalan sehari-hari. Misalnya, tidak menaati rambu-rambu lalu lintas. Lalu, para pengendara tidak membawa kelengkapan seperti surat izin mengemudi (SIM) dan Surat Tanda Nomor Kendaraan (STNK), termasuk kelaikan kendaraannya.

“Padahal, memperhatikan dan menaati rambu lalu lintas, termasuk membawa dokumen kelengkapan merupakan hal yang tidaklah berat. Sayang, masih banyak kalangan di negara ini yang masih kurang menyadarinya. Padahal, kecelakaan dapat terjadi pada hal-hal yang sepele,” tandas Kepala PT Jasa Raharja (Persero) Cabang Jabar, Edi Supriadi, pada Dialog Terbuka di Universitas Padjadjaran, Jalan Dipatiukur Bandung, Kamis (4/6).

Edi mengatakan, memang, dalam beberapa tahun terakhir, di Jabar, angka kecelakaan lalu lintas (lakalantas) terus turun. Indikatornya, terang dia, terlihat pada turunnya jumlah santunan kecelakaan. “Pada 2012, nilai santunan sebesar Rp 200 miliar. Tahun berikutnya, turun menjadi Rp 177 miliar. Lalu, pada 2014, kembali turun menjadi Rp 171 miliar. Tahun ini, hingga April, nilai santunan sejumlah Rp 50,4 miliar,” ucapnya.

Namun, di balik itu semua, Edi menyatakan, hal yang memprihatinkan adalah para korban tewas akibat kecelakaan lalu lintas, mayoritas adalah mereka yang masih berusia produktif. Yaitu, sebut dia, berusia 16-40 tahun. Persentasenya, kata Edi, sekitar 60-70 persen. Sebagian besar adalah para pengendara sepeda motor.

Karenanya, bersama berbagai pihak, termasuk kepolisian, pihaknya terus melakukan sosialisasi dan memberi edukasi tentang keselamatan berlalu lintas. Ini bertujuan, jelas dia, sebagai upaya untuk terus menekan angka kecelakaan lalu lintas. Karena mayoritas korban tewas akibat kecelakaan lalu lintas adalah berusia produktif, pihaknya membidik kalangan mahasiswa dalam menyosialisasikan dan mengampanyekan keselamatan berlalu litnas.

“Kalangan mahasiswa adalah generasi muda yang pada masa mendatang merupakan calon pemimpin negara ini. Mereka perlu kita perhatikan, termasuk dalam hal keselamatan berlalu lintas. Itu karena 60-70 persen korban tewas akibat kecelakaan lalu lintas adalah kalangan berusia produktif, termasuk mahasiswa,” paparnya.

Pada sisi lain, Edi mengungkapkan, pihaknya mengajukan usul kepada pemerintah untuk meningkatkan manfaat bagi para korban dan ahli waris kecelelakaan lalu lintas. Selain mengusulkan kenaikan dana santunan, yang saat ini senilai Rp 25 juta bagi ahli waris korban tewas dan Rp 10 juta bagi korban luka-luka, pihaknya pun mengajukan ambulan gratis bagi korban kecelakaan.

Hal ini, jelas dia, untuk meringankan beban keluarga para korban kecelakaan lalu lintas. Selain itu, lanjut dia, lembaga milik BUMN ini pun berencana untuk memberi bantuan bagi korban kecelakaan lalu lintas yang mengalami cacat tetap. Bentuknya, jelas dia, berupa kursi roda dan kaki palsu.

Namun, Edi mengaku belum mengetahui berapa jumlah korban kecelakaan lalu lintas di Jabar yang mengalami cacat tetap. “Saat ini, kami melakukan inventarisir. Keinginan kami, tahun ini, bantuan-bantuan itu tersalurkan,” tutup Edi. (ADR)

Related posts