Survei yang dilakukan Regus Business Confidence Index menyatakan, kepercayaan dunia usaha di Indonesia meningkat, meski terindikasi terjadi ketidakpastian dunia usaha global dalam beberapa bulan ke depan.
Siaran pers Regus yang diterima di Jakarta, Minggu menyebutkan, tingkat kepercayaan dunia usaha di Indonesia meningkat 17 poin menurut Indeks Kepercayaan Bisnis Regus sejak April 2012.
Indeks Kepercayaan Bisnis Regus tersebut merupakan hasil survei yang diambil terhadap lebih dari 24 ribu pebisnis senior yang terdapat di sebanyak 92 negara di dunia.
Hasil survei tersebut menyebutkan bahwa tingkat kepercayaan global menunjukkan sedikit perubahan dibandingkan dengan enam bulan yang lalu, atau turun dua persen sejak April 2012.
Namun, survei itu juga menunjukkan bahwa proporsi perusahaan di Indonesia dilaporkan terjadinya kenaikan pendapatan secara signifikan dari 43 persen pada April 2012 menjadi 71 persen saat ini. Selain itu, keuntungan juga dilaporkan meningkat dari 30 persen hingga 63 persen.
Survei Regus juga mengemukakan, 73 persen responden Indonesia melaporkan bahwa mereka puas dengan strategi dukungan pemerintah untuk berbisnis.
Para responden juga mengajukan sejumlah langkah kecil bagi pemerintah yang dinilai dapat membantu secara signifikan usaha berskala kecil dan usaha yang baru saja di mulai adalah pembebasan pajak (70 persen), pelayanan informasi (53 persen), dan pembuatan jaringan industri tertentu (43 persen).
Sebelumnya, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menegaskan semua pihak harus memanfaatkan momentum positif perekonomian nasional, meski secara global perekonomian belum menggembirakan, sehingga pertumbuhan ekonomi Indonesia tetap sesuai dengan target yang telah ditetapkan.
“Saya ajak untuk benar pahami perekonomian dunia. Terus terang belum cerah masih penuh ketidakpastian, masih akan ada resesi, Indonesia ajak negara sahabat bagaimana kita berkolaborasi secara global dan regional dan pertumbuhan global bisa kita tingkatkan lagi,” kata Presiden.
Kepala Negara mengatakan kerja sama semua pihak dalam mendorong perekonomian nasional akan menuai keberhasilan sama seperti saat Indonesia menghadapi masa-masa yang sulit akibat krisis ekonomi 2008 dan 2009.