Selama 2014, Inflasi Jabar 7,41 Persen

BPSJABARTODAY.COM – BANDUNG
Terjadi berbagai kenaikan harga barang dan jasa yang acuannya adalah naiknya indeks pada sejumlah kelompok pengeluaran menyebabkan laju inflasi di Jabar selama 12 bulan terakhir, yaitu periode Januari-Desember 2014 cukup tinggi.

“Tahun kalender 2014 menunjukkan, Jabar mengalami inflasi sebesar 7,41 persen. Pemicunya, naiknya indeks beberapa kelompok pengeluaran,” tandas Kepala Bidang Statistik Distribusi Badan Pusat Statistik (BPS) Jabar, Dody Gunawan Yusuf, di tempat kerjanya, Jalan PHH Mustopha Bandung, belum lama ini.

Sektor yang paling berkontribusi besar dalam terjadinya inflasi di Jabar yaitu, ungkap Dody, transportasi, komunikasi, dan jasa keuangan. Besarnya, ucap dia, mencapai 6,22 persen. “Angkuta dalam kota menjadi komoditi penyumbang inflasi tertinggi adalah angkutan dalam kota. Begitu pula dengan bensin, solar, dan angkutan antar-kota,” sebut Dody.

Dody meneruskan,  khusus Desember 2014, laju inflasi di Jabar lebih kecil daripada nasional. Selama Desember 2014, Tatar Pasundan mengalami inflasi 2,14 persen. Sedangkan inflasi nasional pada periode yang sama, sebesar 2,46 persen.

Diutarakan, di Jabar, terdapat 7 kelompok pengeluaran, yang mengalami inflasi. Ke-7  kelompok itu, sebut Dody, yaitu bahan makanan, yang inflasinya 2,83 persen, makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau sebesar 0,52 persen. Kemudian, lanjutnya, kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar, inflasinya 0,99 persen. Berikutnya, sandang sebanyak 0,34 persen. “Sedangkan kesehatan 1,20 persen serta pendidikan, rekreasi, dan olahraga sejumlah 0,24 persen.

Berbicara tempat kota-kabupaten di Jabar yang mengalami inflasi tinggi, Dody menyebut Kota Tasikmalaya. Inflasi di kota tersebut sebesar 2,44 persen. Daerah berikutnya yang inflasinya tinggi yaitu Kota Sukabumi sebesar 2,43 persen, diikuti Kota Bandung sejumlah 2,34 persen. Lalu, tambahnya, Kota Depok sebesar 2,13 persen, Kota Bekasi sejumlah 1,99 persen, Kota Bogor mencapai 1,86 persen, dan Kota Cirebon, sebanyak 1,78 persen.

Walau cukup tinggi, ucapnya, inflasi tertinggi dalam 4 tahun terakhir terjadi pada 2013. Pada saat itu, inflasi gabungannya mencapai 9,15 persen. “Yang terendah terjadi 2011, Persentasenya 3,10 persen,” tutup Dody.  (ADR)

Related posts