Namun, publik di tatar Pasundan tidak perlu mengkhawatirkan ketersediaan pangan, khususnya, beras. “Sampai saat inj, kami terus melakukan penyerapan. Ini sebagai upaya menjaga ketahanan pangan,” tandas Kepala Perum Bulog Divisi Regional (Divre) Jabar, Alip Affandi, di tempat kerjanya, Graha Sativa Perum Bulog Jabar, Jalan Soekarnohatta Bandung.
Diutarakan, pada 3-4 bulan pertama tahun ini atau panen awal 2016, pihaknya fokus untuk penyerapan beras medium. Selanjutnya, kata Alip, pada periode panen berikutnya, jajarannya mulai menggenjot penyerapan beras premium. Walau demikian, kata Alip, saat ini, penyerapan beras premium pun tetap berlangsung. Namun, tambahnya, masih belum terlalu besar.
Alip meneruskan, hingga Selasa (10/5), pihaknya mencatat stok beras yang tersimpan pada sejumlah gudang di Jabar, volumenya melebihi 200 ribu ton. Kondisi itu, tegas Alip, berarti ketersediaan beras di Jabar dalam kondisi aman hingga 5 bulan mendatang.
Angka itu, lanjutnya, berpotensi terus meningkat karena penyerapan terus bergulir,. Hingga saat ini, ucapnya, volume penyerapan yang dilakukan pihaknya, yang mendapat target Perum Bulog dan pemerintah menyerap hingga 650 ribu ton, hampir mencapai 170 ribu ton. “Jadi, menjelang dan selama Ramadan, termasuk Idul Fitri, masyarakat tidak perlu khawatir,” sahutnya.
Selain beras, ungkapnya, pihaknya pun siap memenuhi kebutuhan masyarakat pada komoditi lain, semisal telur, minyak goreng, kacang kedelai, daging sapi, dan jagung. Itu karena, terangnya, yidak hanya beras, pihaknya pun mendapat tugas untuk menangani beberapa komoditi kebutuhan pokok masyarakat. “Berapa pun kebutuhannya, baik telur, daging sapi, kedelai, jagung, dan minyak goreng, Insyaallah, kami siap memenuhinya,,” tutup Alip. (ADR)