Psikolog Nilai Tes Keperawanan Sebelum Nikah Tidak Hormati Perempuan

Psikolog Rosdiana Setyaningrum (dok.pri)

JABARTODAY.COM – Munculnya gagasan soal perlunya tes keperawanan sebelum pernikahan dipandang psikolog sebagai gagasan yang sama sekali tidak menghormati harkat perempuan.  Gagasan itupun langsung menjadi kontroversi di masyarakat.  gagasan setengah gila ini mencuat dari buku yang ditulis Hakim Binsar dalam bukunya “Pandangan Kritis Seorang Hakim”.

Psikolog Rosdiana Setyaningrum MPsi, MHPEd, mengatakan  tes semacam itu tidak menghormati perempuan. Sebab selaput dara itu juga bisa robek karena aktivitas olahraga, atau memang selaput daranya tipis, bahkan bisa juga karena perempuan itu punya riwayat kekerasan seksual.

“Masa karena hanya itu perempuan jadi tidak bisa kawin,” ujarnya

Pendapat serupa juga ditujukan untuk ide tes keperjakaan, yang menurut Rosdiana tidak bisa dilakukan. “Kalau pada laki-laki bagaimana mengetes keperjakaannya?” tanya Rosdiana.

Psikolog pernikahan ini pun mengingatkan tentang inti dari pernikahan, di antaranya adalah komitmen untuk saling menghormati dan mencintai seseorang apa adanya secara keseluruhan.

“Namanya pernikahan itu harus ada rasa saling percaya, saling menghargai dan menghormati, saling mengembangkan satu sama lain. Jadi kembali lagi, orientasi seseorang itu mau menikah apa? Apakah hanya karena dia perjaka, apa karena mau menerima secara keseluruhan,” jelasnya.(jean)

Related posts