Ormas Islam Imbau Pemilih Pastikan Rekam Jejak Calon di Pilwalkot Bandung

JABARTODAY.COM – BANDUNG Menyikapi Pemilihan Walikota Bandung yang akan dilaksanakan pada 27 Juni 2018, sejumlah pimpinan ormas Islam memberikan himbauan kepada masyarakat, khususnya umat Muslim dalam memilih calon pemimpinnya.

Ketua Jam’iyatul Washliyah Fadil Hajid mengimbau agar masyarakat Kota Bandung untuk memastikan terlebih dahulu bibit, bebet, dan bobotnya sebelum menentukan pemimpin mereka. Dalam artian, mengetahui latar belakang keluarga, kemampuan dalam memimpin sebuah organisasi yang kelak akan dikelolanya, apalagi permasalahan yang akan dihadapi di Kota Bandung sangat kompleks.

Masyarakat juga harus melihat apakah calon pemimpin tersebut pernah melanggar sesuatu hal yang secara syar’i tidak diperbolehkan atau haram. ’’Apabila pernah melakukan sesuatu hal yang dilarang oleh agama, maka kita juga akan ikut berdosa bila menjadikannya sebagai pemimpin kita,” tegasnya, di Bandung, Kamis (21/6).

Fadil mengungkapkan, masyarakat juga disarankan untuk tidak memilih pemimpin yang terlibat praktik suap. Hal itu dalam agama disebut rusywah (sogokan), dan hukumnya antara yang memberi dan menerima suap adalah haram.

’’Janganlah memilih calon pemimpin yang memberikan kita sesuatu dan/atau uang dengan tujuan untuk mengarahkan pilihan kita kepada calon itu,” ungkapnya.

Dalam melakukan penilaian terhadap para calon pemimpin, alangkah bijaknya jika masyarakat melihat terlebih dahulu  kebiasaan yang bersangkutan dalam melaksanakan kegiatan ibadah sehari-hari. Misalnya bagaimana dia dalam melaksanakan ibadah wajib yang sudah disyariatkan dalam Islam.

’’Ini untuk memastikan bahwa calon pemimpin tersebut takut sama Allah SWT, sehingga yang bersangkutan selalu tunduk dan patuh kepada perintah-Nya. Karena, kalau sama Allah saja sudah tidak takut, apalagi sama manusia,” seru dia.

Fadil menambahkan, sosok pemimpin yang tidak bertakwa kepada Allah SWT, maka dalam pelaksanaan tata kelola pemerintahan pun akan dijalankannya sekehendak hatinya tanpa memperhitungkan rambu-rambu aturan yang telah ada.

’’Sudah banyak contoh para kepala daerah yang melakukan korupsi. Ini karena mentalnya tidak dilandasi oleh akhlakul karimah, yaitu melakukan sesuatu atas dasar pertimbangan halal dan haram,” tukas dia.

Dia menegaskan, pernyataan sikap yang dikeluarkan pihaknya tidak bermaksud memihak pada salah satu kandidat yang berkonstetasi di Pilwalkot Bandung.

’’Kami bukan underbow partai manapun, dan kami tidak mendukung salah satu pasangan calon. Himbauan lebih berupa edukasi politik kepada warga Kota Bandung agar hati-hati menggunakan hak pilihnya saat pencoblosan nanti,” tandas Fadil. (*)

Related posts