JABARTODAY.COM – BANDUNG — Publik negara ini, khususnya, Jabar, patut berbangga karena menjadi basis sejumlah industri strategis, yang satu di antaranya, adalah PT Pindad (Persero). Bagaimana tidak, sejauh ini, produk-produk PT Pindad diminati banyak negara. Yang terbaru, adalah Australia.
Negeri Kangguru tersebut menyatakan ketertarikannya pada beberapa produk lembaga BUMN yang bergerak dalam bidang industri pertahanan tersebut. “Ada beberapa produk yang membuat kami tertarik. Di antaranya, kendaraan tempur macam Anoa,” tandas Hamilton Smith, South Autralia Minister for Defence Industry, pada sela-sela kunjungannya ke PT Pindad (Persero), Senin (16/11).
Akan tetapi, ketika mendapat pertanyaan kemungkinan Australia melakukan pembelian Anoa, Smith mengutarakan, pihaknya masih harus mendiskusikannya. Dia beralasan, terlalu dini untuk memutuskan hal tersebut kendati dalam hal pertahanan, pihaknya memiliki sejumlah program. Di antaranya, memiliki anggaran yang besar. Nilainya, ungkap dia, dapat mencapai miliaran dolar Australia.
Dasar itu, jelasnya, yang membuat pihaknya siap melakukan berbagai kerjasama bidang pertahanan dengan mana pun, termasuk PT Pindad. “Kami siap bekerja sama dengan PT Pindad, baik dalam hal sistem pertahanan maupun sistem dan teknologi. Untuk itu, kami menjajaki kemungkinan-kemungkinan kerjasama ini,” tuturnya.
Di tempat sama, Ade Bagdja, Direktur Teknologi dan Pengembangan PT Pindad, menyatakan, pihaknya merespon positif skema kerjasama dengan Australia. Dikatakan, kerjasama itu tidak hanya secara langsung dengan perusahaan-perusahaan pertahanan, tetapi juga lembaga di atasnya.
Namun, Ade menyatakan, hingga kini, skema kerjasamanya belumn ditentukan. Sejauh ini, beber dia, pihaknya dan Australia masih dalam tahap penjajakan. “Kesepakatannya masih bersifat MoU (nota kesepahaman). Tapi, pada dasarnya, skema kerjasamanya saling menguntungkan,” jelasnya.
Ade tidak membantah bahwa skema tersebut membuka pintu pasar Australia. Ade mengemukakan, untuk itu, pihaknya terus dorong beberapa produk agar masuk pasar Australia, seperti SS-2. “Yang jelas, saat ini, kami masih melakukan elaborasi secara detil, apakah kerjasamanya dalam hal perdagangan produk atau alih teknologi. Soal teknologi, Australia, memang lebih leading. Tapi, bukan berarti teknologi Pindad kalah oleh mereka,” tutupnya. (ADR)