Masyarakat Adat Pertahankan Tradisi di Tengah Kemajuan Zaman

Masyarakat Adat Pertahankan Tradisi di Tengah Kemajuan Zaman
Atraksi budaya yang digelar Kabuyutan Dayeuh Luhur Gegerkalong Bandung, Sabtu (29/8/2020), guna memertahankan kebudayaan dan tradisi. (jabartoday/avila dwiputra)

JABARTODAY.COM – BANDUNG Berbagai tradisi dan atraksi budaya digelar Kabuyutan Dayeuh Luhur Gegerkalong Bandung sebagai upaya memertahankan warisan leluhur, Sabtu (29/8/2020). Kegiatan ini dalam rangka memeringati Asyuro atau hari kesepuluh Muharram, yang biasanya dilakukan masyarakat adat Kabuyutan Dayeuh Luhur Gegerkalong secara turun-temurun.

Sesepuh sekaligus tokoh Kabuyutan Dayeuh Luhur Gegerkalong Bandung, Abah Yusuf Bachtiar, mengatakan, peringatan 10 Muharram merupakan bentuk kecintaan dan penghormatan kepada cucu Nabi Muhammad SAW, yakni Al Husein AS dan keluarganya, yang syahid di medan peperangan.

“Peringatan ini sudah merupakan warisan budaya dari leluhur kami,” ucapnya.

Dirinya pun menyayangkan generasi muda saat ini yang lambat laun mulai lupa dengan budaya mereka sendiri seiring kemajuan teknologi dan perkembangan jaman. Maka itu, acara yang diselenggarakan hari ini menjadi upaya pihaknya untuk tetap melestarikan kebudayaan ditengah kehidupan modern.

“Cara memertahankan budaya adalah dengan sinergitas antara masyarakat adat dengan pemerintah. Harus ada undang-undang yang melindungi masyarakat adat. Karena masyarakat adat bersama-sama pemerintah akan terus memerkuat dan memertahankan NKRI (Negara Kesatuan Republik Indonesia),” tegasnya.

Berita Terkait

Dia mengungkap, tradisi ini tak hanya dilakukan oleh Kabuyutan Dayeuh Luhur Gegerkalong, namun juga oleh masyarakat adat lainnya di Nusantara. Terdapat 12 kelompok besar masyarakat adat yang terbagi menjadi 740 di seluruh Indonesia.

“Harus ada koridor-koridor, ada hak dan kewajiban adat, karena budaya adalah jati diri bangsa. Itu yang harus dipertahankan hingga kapanpun,” pungkasnya. (*)

Related posts