Jurus Jabar Dongkrak Produksi Kopi

(jabartoday.com/net)

JABARTODAY.COM – BANDUNG — Sejauh ini, sebenarnya, Jabar memiliki potensi kuat dalam berbagai komoditi agro, satu di antaranya, kopi. Sayangmya, potensi tersebut belum termanfaatkan secara maksimal. Karenanya, Pemerintah Provinsi (Prmprov) Jabar melalui Dinas Perkebunan, terus melakukan berbagai upaya pengembangan budidaya kopi. Yang terkini, membudidayakan kopi organik.

“Pasar organik (kopi) pada level domestik memang belum besar. Tapi, untuk ekspor, peluang dan potensinya terbuka,” tandas Kepala Dinas Perkebunan Jabar, Arief Santosa, pada Seminar Doctorate Businesa Issue (Dorbis) Executive Forum 2017 di Kampus Universitas Padjadjaran (Unpad) Jalan Dipatiukur Bandung belum lama ini.

Arief menilai Jabar memiliki peluang dan potensi ekspor kopi terbuka. Prediksinya, ujar Arief, tahun ini, penyerapan kopi Jabar sebesar 20 persen. Bahkan, tambahnya, hingga 2020, perkiraannya naik 2,5 persen setiap tahunnya.

Soal volume produksi kopi nasional, Arief mengungkapkan, selama tahun lalu, Indonesia mampu memproduksi kopi mencapai 650 ribu ton. “Ekspor kopi berada pada angka 400 ribu ton atau bernilai 1,36 juta Dolar Amerika Serikat (AS). Kondisi itu menunjukkan bahwa Jabar punya kans untuk tembus pasar kopi global,” paparnya.

Adanya peluang dan potensi ekspor itu, jelasnya, menjadi dasar bagi pihaknya untuk mengembangkan dan membudidayakan kopi organik. Salah satu upaya pengembangan kopi organik, beber Arief, berupa memberikan 10 juta benih kopi kepada seluruh petani di tatar Pasundan. Upaya lain, imbuhnya, menggulirkan program pilot project kopi organik, yang rencananya, bergulir di 5 kabupaten, berluas laham totalnya 7 hektare.

Akan tetapi, seru Arief, agar bisa tembus pasar ekspor, komoditi ini harus mengantungi sertifikat lembaga sertifikasi organik. “Jadi, ada pendampingan bagi para petani. Ini supaya sesuai standar persyaratan sertifikasi kopi organik,” tutupnya. (win)

 

 

Related posts