Oleh IMAN SUBASMAN
Pengurus ICMI Kuningan dan Peneliti Puspamdik
Kemerdekaan adalah kemuliaan. Perjuangan mendapatkan kemerdekaan pada setiap bangsa dan generasi menjadi simbol keinginan kuat untuk mendapatkan keadaan baik, lebih sejahtera dan terbukanya kesempatan untuk bertindak lebih terhormat. Oleh kerenanya, setiap generasi selalu bertekad mendapatkan kemerdekaan karena disana terdapat kemuliaan.
Untuk mendapat kemuliaan selalu berbanding dengan perjuangan untuk mendapatkannya dan setiap perjuangan-perjuangan akan memunculkan para pahlawan. Kesejatian para pahlawan akan teruji sesuai dengan tingkat kontribusi dan kesulitan yang mereka hadapi, semakin besar pengorbanan dan tingkat kesulitan yang mereka hadapi, semakin dekat pula ia dengan nilai para pahlawan sejati.
Setelah terbuka jalan kemerdekaan dan kemuliaan ujianpun semakin berat. Para pengisi kemerdekaan menghadapi tantangan yang lebih berat, akankah ia menjadikan kemerdekaan itu menjadi sebuah karunia untuk meningkatkan amal baiknya atau sebalikya. Jika kemerdekaan ini memberikan peluang untuk positif dan negatif pada dampaknya maka kemerdekaan itu bermakna ujian.
Keberhasilan melewati ujian kemerdekaan mempunyai ragam yang sangat bervariasi karena banyaknya dimensi dalam melihat sisi keberhasilan. Namun beragamnya keberhasilan kemerdekaan bermuara pada bebasnya nilai kejiwaan yang diperoleh oleh penduduk yang menikmati kemerdekaanya. Paradigma terhadap bebasnya jiwa, tak lagi mempersoalkan ukuran keadaan materi yang sering dijadikan sebagai sebuah simbol keberhasilan namun lebih mengedepankan pada keadaan jiwa yang dapat menemukan orientasi kebenaran.
Bagi penganut paradigma ini, kebebasan jiwa yang mereka idamkan adalah ketika mereka menemukan kebebasan yang selalu berorientasi pada Sang Pencipta dirinya. Kemerdekaan bagi ketika mereka mampu fokus bertujuan pada Sang Maha Kuasa, pada saat itulah jiwa ini merdeka dan inilah keberhasilan sekaligus kemuliaan.***