JABARTODAY.COM – BANDUNG Pemerintah Provinsi Jawa Barat berencana menggelar sentra vaksinasi COVID-19 di mal atau pusat perbelanjaan yang sudah dapat beroperasi selama PPKM Level. Inovasi itu digagas untuk mempercepat sekaligus memperluas cakupan vaksinasi di Jabar.
Gubernur Jabar Ridwan Kamil mengatakan, sentra vaksinasi COVID-19 diharapkan memudahkan masyarakat yang akan mengunjungi mal untuk mendapatkan vaksin COVID-19. Sedangkan, masyarakat yang belum divaksin karena kesehatan harus menunjukkan hasil tes COVID-19, baik PCR ataupun rapid antigen.
“Jadi, mal bisa sesuai harapan (dapat kembali beroperasi), tetapi kita juga bisa dibantu ada peningkatan vaksinasi. Inovasi ini akan ditindak lanjuti oleh Sekretaris Daerah Jabar,” kata Kang Emil –sapaan Ridwan Kamil– dalam jumpa pers virtual di Gedung Pakuan, Kota Bandung, Selasa (10/8/2021).
Merujuk Instruksi Menteri Dalam Negeri Nomor 30 Tahun 2021, mal yang berada di daerah level 3 dan 2 dapat beroperasi dengan berbagai pembatasan. Selain itu, ada empat daerah level 4 yang akan uji coba membuka mal. Keempat daerah itu yakni DKI Jakarta, Kota Bandung, Kota Semarang, dan Kota Surabaya.
Menurut Kang Emil, Pemprov Jabar menargetkan kekebalan komunal atau herd immunity terbentuk akhir 2021. Untuk mengejar target tersebut, penyuntikan vaksin COVID-19 setiap harinya terus ditingkatkan. Saat ini, penyuntikan vaksin di Jabar sudah mencapai hampir 150.000 dosis per hari.
“Kita sudah meningkatkan tiga kali lipat penyuntikan per harinya, dari 50.000 dosis menjadi hampir 150.000 dosis. Kita sudah tertinggi nomor dua setelah DKI Jakarta. Jakarta dengan infrastrukturnya itu 180.000, kita hampir 150.000. Jadi sudah sangat tinggi,” ucapnya.
“Tapi itu tidak cukup. Oleh karena itu, kita akan tingkatkan ke 450.000 dosis per hari sampai Desember dengan memaksimalkan puskesmas yang belum optimal, berkeliling jadi tidak hanya di puskesmas tapi ke desa-desa,” imbuhnya.
Selain itu, untuk mempercepat penyuntikan vaksin COVID-19, Pemda Provinsi Jabar akan berkoordinasi dengan klinik-klinik dan rumah sakit untuk melaksanakan vaksinasi COVID-19. Mobil vaksinasi COVID-19 pun sudah dipersiapkan.
“Kemudian inovasi pihak ketiga, ada sentra vaksinasi di industri, mall, di mana-mana. Kami berharap Desember selesai dengan catatan jumlah vaksin yang diberikan ke Jabar itu minimal 15 juta dosis vaksin sebulan,” kata Kang Emil.
Berdasarkan data pen-prod.udata.id pada 10 Agustus 2021, masyarakat Jabar yang telah mendapat vaksinasi COVID-19 dosis pertama sebanyak 6.922.375 orang. Adapun untuk dosis kedua sebanyak 3.402.548 orang.
Pada periode yang sama, total distribusi vaksin COVID-19 dari pemerintah pusat ke Jabar sebanyak 13.346.384 dosis. Sedangkan realisasi sudah mencapai 10.181.667 dosis atau 76,28 persen dari total distribusi.
Adapun sisa distribusi-realisasi sebanyak 3.164.717 dosis akan digunakan untuk dosis kedua yang membutuhkan 3.469.079 dosis. Artinya, saat ini, Jabar kekurangan vaksin COVID-19 untuk dosis kedua sebanyak 304.362 dosis.
“Jadi saya keberatan kalau vaksinasi disebut Jabar masih rendah. Kita ini menghabiskan apa yang dikasih. Jadi jangan selalu mengukur dari persentase. Jumlah yang diberikan ke DKI dan Jabar itu mirip-mirip dan kita habiskan dengan kecepatan yang hampir sama,” ucap Kang Emil.
“Kalau dipersentasekan terhadap jumlah penduduk, maka memang terlihat rendah. Tapi, bukan rendah karena kinerja. Jadi kalau boleh membandingkannya dengan absolut atau jumlah yang sudah disuntikan,” imbuhnya. (*)