Inilah Wujud Komitmen Pemkot Bandung Membangun Karakter Kesundaan

Wali Kota Bandung Ridwan Kamil dan Wakil Wali Kota Bandung Oded M. Danial usai apel bersama Satpol PP dan Linmas, di Balai Kota Bandung, Selasa (14/2). (jabartoday/eddy koesman)

JABARTODAY.COM – BANDUNG Warga Kecamatan Cibiru patut berbahagia, sebab tahun ini Pemerintah Kota Bandung akan membangun pusat seni budaya di kawasan tersebut. Bangunan seluas 5000 meter persegi tersebut akan menjadi ruang kreatif bagi para seniman dan budayawan setempat, jelas Wali Kota Bandung Ridwan Kamil, di Pendopo Kota Bandung, belum lama ini.

Konsep arsitektur bangunan, jelasnya, dirancang sesuai desain Julang Ngapak dengan material mayoritas bambu. Suasana khas kampung Sunda dihadirkan sebagaimana di kampung-kampung adat di Jawa Barat. Di arena tersebut, warga tidak hanya bisa menonton pertunjukan, tetapi juga bisa berinteraksi langsung dengan para seniman dan merasakan pengalaman membuat kerajinan tematik Sunda.

“Ada lorong kampung yang fungsinya menjual produk tradisional UKM. Kita bisa melihat pengrajin menghasilkan karya, di atasnya rumah tradisi arsitektur julang ngapak,” jelas Wali Kota Bandung yang biasa dipanggil Emil ini.

Selain itu, sambung Emil, akan ada selasar untuk bazar dan pameran, padepokan untuk studio latihan, dan tentunya ruang serba guna untuk pertunjukan. Warga bisa datang meramaikan tempat tersebut sekaligus memperkenalkan budaya Sunda lebih dekat ke masyarakat.

Emil mengakui, dirinya mengonstruksi bangunan tersebut dalam rangka melestarikan budaya Sunda. Dia ingin mendistribusikan aktivitas warga agar tidak hanya terkonsentrasi di pusat kota. Tetapi tersebar di wilayah, caranya dengan  membangun pusat-pusat budaya di wilayah-wilayah. “Salah satu yang paling siap ada di Cibiru, karena lahannya paling siap, di pinggir jalan besar dan memadai,” tutur Emil.

Menyoal konsep serupa sebetulnya akan dilaksanakan di Ujungberung. Hanya saja pembangunan di wilayah tersebut terkendala pembebasan lahan untuk jalan akses masuk. Namun Pemkot Bandung akan melanjutkan proyek tersebut.

Meski demikian, Emil tetap berupaya untuk mewujudkan berdirinya sebuah pusat kebudayaan Sunda. Tujuannya bukan semata-mata untuk menarik wisatawan, tetapi lebih kepada ingin meningkatkan eksistensi budaya tradisional di tengah zaman modern ini. “Kalau menarik wisatawan lebih ke bonus. Tidak ada wisatawan juga kita penting untuk mengajarkan anak-anak kita soal tradisi,” ucap Emil.

Bagi orang nomor satu di kota Bandung ini, pembangunan pusat seni budaya merupakan wujud komitmen untuk membangun karakter kesundaan yang kuat pada masyarakat. Itu agar warga Bandung, selain modern, kreatif agamis, namun juga tetap berakar pada budaya Sunda. “Ciri bangsa yang maju menurut saya adalah seimbang antara modernitas dengan tradisi,” tandas Emil. (koe)

Related posts