JABARTODAY.COM – BANDUNG — Berbagai perkembangan makro yang terjadi selama beberapa bulan terakhir berpengaruh pada berbagai sektor ekonomi. Akan tetapi, bagi sektor perbankan, selama ini, kondisinya masih tergolong stabil.
Data Bank Indonesia (BI) menunjukkan, pada September 2018, kinerja kredit perbankan di tanah air menunjukkan pertumbuhan. Penyaluran kredit pada medio September 2018 sebesar 12,7 persen lebih baik daripada periode sebelumnya, yang pertumbuhannya 12,1 persen.
Angka pertumbuhan kredit itu masih diimbangi rasio Non-Performing Loans (NPL) atau kredit bermasalah. Pada September 2018, NPL perbankan terjaga pada net level 1,2 persen.
Namun, dalam hal funding, catatan bank sentral republik ini menunjukkan, kondisi yang berbeda dengan landing. Pada September 2018, pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) lebih lambat daripada bulan sebelumnya. Pada September 2018, pertumbuhan DPK sebesar 6,6 persen. Sedangkan bulan sebelumnya, pertumbuhannya 6,9 persen.
Tentang Capital Adequacy Ratio (CAR) perbankan alias Rasio Kecukupan Modal, BI mencatat, pada September 2018 sebesar 22,9 persen. Sementara Rasio Likuiditas pada periode sama sejumlah 19,2 persen.
Berkenaan dengan pasar modal, pada Januari-September 2018, nilai penerbitan saham, baik berupa Initial Public Offerring (IPO) alias penerbitan perdana, maupun rights issue atau pembelian saham baru, lalu obligasi korporasi, Medium Term Notes (MTN), dan Negotiable Certificate of Deposit (NCD), nominal gross-nya Rp 168,1 triliun. Angka itu lebih kecil daripada realisasi periode sama tahun sebelumnya, yaitu bernilai gross Rp Rp 205,9 triliun.
Berdasarkan kondisi itu, bank sentral Merah Putih memprediksi, tahun ini, pertumbuhan pembiayaan berada pada level 12 persen. Untuk dana, perkiraan BI, tahun ini, pertumbuhan DPK sekitar 8 persen. (win/berbagai sumber)