
JABARTODAY.COM – BANDUNG — Untuk meningkatkan keberadaan dan daya saing sekaligus menumbuhkembangkan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM), pemerintah terus menggulirkan bebagai program. Di tatar Pasundan, sejak beberapa tahun lalu, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jabar menggulirkan Kredit Cinta Rakyat (KCR), selain program pemerintah pusat, Kredit Usaha Rakyat (KUR).
Sejak pertama kali bergulir, hingga kini, total penyaluran KCR mencapai Rp 385 miliar. “Total alokasi Rp 600 miliar,” tandas Gubernur Jabar, Ahmad Heryawan, di Pasar Ciroyom, pada Meng-online-kan 100 ribu UMKM secara serentak di 30 kota akhir pekan kemarin.
Seperti halnya KCR, lanjut Aher, sapaan akrabnya, KUR, yang bersuku bunga 8 persen, pun menjadi sebuah upaya meningkatkan kapasitas dan daya saing UMKM, utamanya, dalam hal permodalan. Aher berpendapat, di Jabar, program KUR berlangsumg lancar. Itu karena, terangmya, sejauh ini, pengembalian dana KUR lancar dan tidak mengalami kemacetan.
Aher berpendapat, lancar dam suksesnya KUR serta KCR bukan tanpa sebab. Menurutnya, pengelolaan program itu secara profesioanal, yaitu mengadopsi perbankan. Pelaksanaan pengelolaannya, tambah Aher, bukan Aparat Sipil Negara (ASN). Karenanya, cetus Aher, pihaknya berencana mengaloksikan anggaran program itu kembali pada APBD Perubahan 2017.
Soal skema online,Kepala Dinas Koperasi Usaha Mikro, Kecil, Menengah (KUMKM) Jabar, Dudi Sudrajat, menyatakan, pola online ini dapat menunjang pertumbuhan pelaku UMKM. Karena itu, tegasnya, pihaknya berkeinginan memperkuat keberadaan UMKM berbasis online. “Tahun depan, kami memproyeksikan 2 juta pelaku UMKM berbasis online. Pada 2020 naik menjadi 8 juta pelaku,” tutup Dudi. (win)