JABARTODAY.COM – BANDUNG –– Sebagai lembaga BUMN yang memiliki peran sebagai pengendali ketahanan pangan, Perum Bulog Divisi Regional (Divre) Jabar terus melakukan sejumlah langkah. Di antaranya, terus mengintensifkan penyerapan beras.
“Penyerapan dan pengadaan terus kami lakukan di sentra-sentra padi. Terlebih, menjelang panen raya yamg perkiraannya berlangsung April-Mei,” tandas Kepala Perum Bulog Divre Jabar, Abdul Muis, di Graha Sativa Perum Bulog Jabar, Jalan Soekarnohataa Bandung.
Diutarakan, terus bergulirnya penyerapan, berefek positif pada posisi ketersediaan atau stok beras Jabar. Sejauh ini, ucapnya, stok beras Jabar tersimpan pada gudang-gudang Bulog.
Iwan Nurwansyah, Kepala Bidang Pengadaan Perum Bulog Divre Jabar, menambahkan, hingga kini, stok Jabar 7,8 bulan. Volumenya, sebut dia, sekitar 260 ribu ton. “Kami kira, ketersediaan bertambah mengingat penyerapan terus kami lakukan. Puncak penyerapan perkiraannya Mei,” katanya.
Iwan mengungkapkan, untuk tahun ini, prognosa penyerapan Jabar sebesar 611 ribu ton. Selama 2017, sahutnya, penyerapan mencapai 78 ribu ton. Ada beberapa daerah, lanjutnya, yang memang penyerapannya tinggi.
Iwan mengutarakan, Ciamis menjadi titik penyerapan tertinggi yaitu 20.500 ton. Kemudian, sambungnya, Indramayu sebesar 19.500 ton, lalu Cirebon, yang volume penyerapannya 13.500 ton.
Pada sisi lain menjelang Ramadan, Abdul Musi menambahkan, pihaknya fokus pada penguatan pangan, seperti beras, daging, dan gula. Bahkan, bebernya, pihaknya mengajukan permintaan 5 ton daging kepada pemerintah pusat untuk pemenuhan kebutuhan rutin.
“Daging itu siap kami distribusikan ke seluruh sub-divre untuk memenuhi permintaan dan kebutuhan, sekaligus mengendalikan harga jual daging. Kami mematok harganya (daging) Rp 85 ribu per kilogram,” terangnya. Menurutnya, sejauh ini, permintaan dan kebutuhan daging masih relatif nornal. Namun, biasanya, saat Ramadan, utamanya Id Fitri, tambahnya, permintaan meningkat.
Karenanya, tegas dia, pihaknya siap melakukan operasi pasar (OP) untuk mengendalikan harga. “Kami terus berkoordinasi dengan pemerintag, baik provinis, maupun kota-kabupaten berkenaan dengan OP, tidak hanya daging, tapi komoditi lain, termasuk cabai,” pungkasnya. (win)