Oleh Iman Subasman
Kehidupan memberikan ruang kepastian dan ketidakpastian. Dalam menghadapinya ada kelompok manusia , kelompok pertama yang menyukai ketidapastian dan kelompok kedua orang yang lebih menyukai ketidakpastian.
Kelompok pertama, selalu menginginkan kepastian, mereka berpandangan kepastian akan banyak memberikan manfaat dan kenyamanan dalam hidupnya. Maka untuk mendapatkannya seringkali mereka sibuk dengan berbagai macam rencana, tindakan, target dan berbagai macam kalkulasi untuk mendapatkan kepastian. Akan tampak pemandangan bahwa kelompok pertama lebih energi, kreatif dan bahkan juga tampak agresif.
Untuk mereka yang masuk pada kelompok pertama sebaiknya melengkapinya dengan soft skill diantaranya kesabaran, kepasrahan, positif thinking dan optimisme. Soft skill itu sangat dibutuhkan karena tidak setiap target, tujuan dan hasil selalu sesuai dengan keinginan. Adakalanya target-target dan tujuan berada jauh dari yang diinginkan dan saat itulah soft skillnya harus menjadi penetral untuk kestabilan pribadinya dan tetap menghadirkan bahwa dalam rencana menempuhkan kepastian selalu ada ketidakpastian.
Sedikit berbeda dengan kelompok kedua, mereka lebih menyukai suasana ketidakpastian. Pada kelompok kedua bukan berarti mereka tidak mempunyai target, rencana dan tujuan tetapi sejak awal penetapan target, rencana dan tujuan mereka telah menanamkan dalam diri mereka bahwa semua yang dilakukan tetap berada dalam ketidakpastian. Apapun dapat terjadi dan mereka menyadari semuanya adalah proses dalam ketidakpastian.
Kelompok kedua selalu menjadikan ketidakpastian adalah bingkai yang tertanam dalam sikap dan prilakunya. Dibalik ketidakpastian memang ketidaknyamanan tapi ketidaknyamannya bagi mereka adalah kesenangan karena dengan itu mereka bisa menggali makna-makna lebih yang lebih banyak. Soft skill yang seringkali muncul dalam benak mereka adalah kesabaran, kepasrahan dan pengakuan bahwa dirinya hanyalah manusia yang hanya bisa berusaha tetapi dibalik itu semua tetap ada yang Maha Kuasa.
Menanamkan paradigma bahwa ketidakpastian adalah kenyamanan memang bukan hal yang mudah, ia membutuhkan energi tinggi. Bagi mereka yang menyukai kenyamanan dalam kehidupan, paradigma ini tampaknya menjadi paradigma yang kerdil, namun bagi mereka yang tangguh ini adalah ketangguhan dalam menghadapi kehidupannya. Kepada kedua kelompok ini, sebuah pernyataan Paul Sloane tampaknya dapat menjadi renungan,ia berkata,” Orang-orang brillian tidak menyukai kepastian, mereka lebih menyukai ketidakpastian karena dengannya ia bisa mendapatkan makna-makna yang lebih banyak dalam kehidupan dan bagi itu adalah kenyamanan hidup ” Dalam ketidak pastian itulah seseorang selalu dapat merasakan ada kekuatan yang Maka Kuasa yang bisa menghadirkan kepastian.
Iman Subasman adalah Peneliti Puspamdik (Pusat Studi Pengembangan Mutu Pendidikan)