JABARTODAY.COM – BANDUNG — Terjadinya berbagai perubahan dan perkembangan situasi, baik dalam maupun luar negeri berpengaruh signifikan pada laju pertumbuhan perekonomian nasional, termasuk Jabar. Buktinya, perekonomian di tatar Pasundan selama periode Januari-Desember 2014 mengalami kemerosotan cukup drastis.
Data Badan Pusat Statistik (BPS) Jabar menunjukkan, selama 2014, pertumbuhan Jabar tumbuh 5,07 persen. Angka itu jauh lebih kecil daripada pencapaian selama 2013. “Pada 2013, pertumbuhan ekonomi Jabar sebesar 6,33 persen. Kondisi ekonomi Jabar selama tahun lalu, pengukurannya melalui Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) terhadap dasar harga berlaku, yang angkanya Rp 1,387 triliun. Selain itu, juga mengacu pada PDRB per kapita. Nilainya, Rp 30,14 juta per kapita,” tandas Kepala Bidang Neraca Wilayah dan Analis Statistik BPS Jabar, Ade Rika Agus, belum lama ini.
Ade meneruskan, perkembangan ekonomi Jabar selama 2014 tersebut terjadi pada semua lini dunia usaha. Meski begtiu, sambungnya, sektor informasi dan komunikasi mencatat pertumbuhan tertinggi selama 2014. Pertumbuhannya, sebut dia, sebesar 17,47 persen. Kemudian, lanjutnya, sektor jasa kesehatan dan aktivitas sosial sebesar 15,78 persen, serta sektor jasa pendidikan sejumlah 14,43 persen.
Dalam hal pengeluaran, sambung Ade, ekspor mencatat perkembangan tertinggi selama 2014. Pertumbuhannya, ucap dia, sebesar 14,83 persen. Sedangkan apabila mengacu pada usaha, ada beberapa sektor yang mendominasi ekonomi Jabar selama 2014. Yaitu, sahut Ade, industri pengolahan sebesar 43,57 persen, sektor perdagangan skala besar dan ritel, termasuk repasarasi sepeda motor sejumlah 15,24 persen. Satu lagi, tambahnya, pertanian, kehutanan, danperikanan, sebanyak 8,72 persen.
Dalam hal penciptaan sumber pertumbuhan ekonomi Jabar, ungkapnya, adalah industri pengolahan yang tertinggi, sebesar 2,23 persen. Diikuti, imbuhnya, perdagangan skala besar dan eceran, sejumlah 0,54 persen. Posisi berikutnya adalah informasi dan komunikasi, yang tumbuh 0,49 persen. (ADR)