
JABARTODAY.COM – INDRAMAYU — Untuk memenuhi kebutuhan energi lostrik, pemerintah menggulirkan Program Strategis 35 Ribu Mega Watt (MW). Karenanya, sejumlah proyek pembangunan infrastruktur ketenagalistrikan pun siap bergulir. Satu di antaranya adalah proyek Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Indramayu 2 x 1.000 MW.
“PLTU lndramayu 2 x 1000 MW ini merupakan salah satu program infrastruktur ketenagalistrikan dan bagian Proyek Strategis Naslonal 35 ribu MW, ” tandas Ahmad Daryanto Aryadi, General Manager PT PLN (Persero) Unit Induk Pembangkit Jawa Bagian Tengah I (UIP JBT I), pada Media Tour 2017 Proyek PLTU Indramayu 2 x 1.000 MW, Rabu (20/12).
Ahmad meneruskan, proyek yang masuk blue cook Bapenas 2015-2019 ini tepat di sebelah PLTU Indramayu 3 x 330 MW. Lokasinya, sebut dia, Desa Sumuradem Kecamatan Sukra, Desa Mekarsari, Desa Patrol Lor, Desa Patrol Baru Kecamatan Patrol Kabupaten lndramayu.
Proyek yang rencana pembangunannya mulai bergulir 2019 dan tuntas 2024 ini, ungkapnya, mendapat sokongan dana pinjaman besar yang digelontorkan Japan International Coorperation Agency (JICA). Saat ini, jelasnya, pihaknya mempersiapkan berbagau persyaratan untuk memperoleh loan, termasuk bidding document untuk segera pemenuhan proses tender proyek yang berlokasi pada lahan seIuas sekitar 275,4 hektare ini.
Sayangnya, Ahmad belum dapat menyebutkan nilai dana pinjaman yang digelontorkan JICA. Kendati begitu, informasinya, total kebutuhan dana investasi proyek ini senilai 4 miliar Dolar Amerika Serikat (AS).
Ahmad melanjutkan, dalam pengoperasiannya, PLTU ini menjadl contoh bahwa batu bara memiliki peran penting memenuhi kebutuhan energi yang berkelanjutan. Pasalnya, jelas dia, PLTU Indramayu 2 x 1.000 MW ini menerapkan teknologi tinggi, yang diterapan negara-negara besar, yaitu UItra Super Critical. “Melalui teknologi ini, meski penggunaan bahan bakar untuk mesin pembangkit Iebih efisien, hasilnya tetap maksimal, bahkan lebuh besar,” paparnya. (win)