Bulog Harus Jadi Buffer Stock

erwin adriansyah
erwin adriansyah

JABARTODAY.COM – BANDUNG –– Sejak beberapa pekan terakhir, harga jual beras melambung. Saat ini, rata-rata, harga jual beras mencapai Rp 12.000 per kilogram. Melihat kondisi itu, pemerintah merancang sebuah skema untuk melakukan stabilitas harga. Salah satu rencana yang diusung pemerintah, melalui Dewan Perwakilan Daerah (DPD) Republik Indonesia (RI) adalah mengembalikan peran Perum Bulog.

“Terjadinya kenaikan harga beras, saya kira, karena komunikasi antara pemerintah dan Bulog masih belum optimal. Karenanya, komunikasinya harus lebih kuat,” tandas Ketua DPD RI, Irman Gusman, saat meninjau Gudang Bulog Divre Jabar di kawasan Cimindi, Kota Cimahi, Rabu (11/3).

Irman meneruskan, agar tercipta stabilitas harga, pihaknya berkeinginan untuk mengembalikan peran dan fungsi Bulog. Menurutnya, Bulog berperan besar dalam memperkuat ketahanan pangan, yaitu menjadi penyangga atau buffer stock, Artinya, terang Irman, Bulog kembali berperan sebagai stabilitator, tidak hanya harga, tetapi juga ketersediaan.

Untuk itu, sambung Irman, agar peran Bulog kembali sebagai buffer stock, perlu perumusan dan pembicaraan dengan pemerintah, dalam hal ini, presiden. Dikatakan, agar harga jual beras tetap terjaga dan terkendali, pemerintah pun harus turut berperan dan melakukan berbagai upaya stabilisasi harga. Apabila konteksnya pembinaan, kata Irman, Bulog menjadi kewenangan Kementerian BUMN. Sedangkan dalam hal perdagangan, hal itu menjadi kewenangan dan tanggungjawab Kementerian Perdagangan.

Irman menyatakan, pihaknya optimis dalam beberapa waktu mendatang, harga jual beras kembali normal. Itu karena, jelasnya, sejumlah daerah yang terkenal sebagai produsen beras, mulai mengalami panen. “Saya kira, jika panen, harga beras dapat turun. Logikanya, jika suplainya berlimpah, harga tidak melambung,” kata Irman.

Berkenaan dengan Harga Pokok Pemerintah (HPP), Irman mengungkapkan, hingga kini, memang belum ada putusan. Pemerintah menetapkan HPP yang terakhir, yaitu pada 2011. Nilainya, sebut dia, Rp 6.600 per kilogram. Dia berpendapat, seandainya pemerintah memutuskan menaikkan HPP sekitar 10 persen atau menjadi Rp 7.200 per kilogram, Jika pemerintah akhirnya memutuskan HPP naik 10 persen, lanjutnya, harga jual beras sekitar Rp 9.500 per kilogram untuk jenis medium.

Menurut Irman, apabila harga beras medium menjadi Rp 9.500 per kilogram, hal itu tidak menjadi masalah. Pasalnya, terang Irman, sejak 2011 sampai 2014, negara ini mengalami inflasi, yang rata-rata setiap tahunnya sekitar 6 persen. Jadi, secara akumulatif, tukasnya, dalam tiga tahun terakhir, Indonesia mengalami inflasi 15-17 persen.  (ADR)

Related posts