JABARTODAY.COM – BANDUNG — Demi meningkatkan pertumbuhan ekonomi, pemerintah terus menggelorakan berbagai program pembangunan. Salah satu fokusnya adalah pembangunan infrastruktur.
Agar pembangunan infrastruktur bergulir sesuai rencana dan berdampak positif bagi ekonomi, perlu adanya beragam instrumen penting, selain investasi. Adalah pasar modal menjadi satu di antara instrumen itu.
“Dalam dunia ekonomi, pasar modal punya peran penting. Karenanya, pasar modal menjadi salah satu instrumen pembangunan infrastruktur,” tandas Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Wimboh Santoso, saat menyampaikan Kuliah Umum tentang Peran Sektor Jasa Keuangan dalam Pembangunan Nasional di Institut Teknologi Bandung (ITB), Jalan Ganesa Bandung.
Menurutnya, pentingnya kehadiran pasar modal dalam pembangunan infrastruktur yaitu sebagai salah satu skema pembiayaan. Wimboh menyatakan, pada 2015-2019, proyek infrastruktur memerlukan pembiayaan bernilai raksasa. Nominalnya sekitar Rp 4.000 triliun. Angka itu, jelasnya, peruntukannya bagi 245 proyek.
Melihat besarnya kebutuhan dana infrastruktur, Wimboh berpandangan, jika mengandalkan APBN sebagai sumber dana pembangunan infrastruktur, itu merupakan yang sangat berat dan tidak mungkin. Karenanya, sahut dia, pembangunan infrastruktur memerlukan instrumen lain sebagai sumber pembiayaan. “Pasar modal menjadi satu di antaranya,” kata dia.
Guna mendukung pembangunan infrastruktur nasional, Wimboh mencetuskan, pihaknya mencanangkan berapa nilai perolehan penghimpunan dana pasar modal pada 2018. Diungkapkan, tahun depan, proyeksi penghimpunan dana pasar modal mencapai Rp 673,9 triliun. Nominal itu, terangnya, bersumber pada Surat Berharga Negara (SBN) sebesar Rp 414,5 triliun. Sisanya, seru Wimboh, senilai 259,4 triliun, bersumber pada Initial Public Offerring (IPO), rights Issue, Reksa Dana Penyertaan Terbatas (RDPT), dan sukuk atau obligasi korporasi.
Wimboh menguraikan, sejauh ini, total pengimpunan dana pasar modal bernilai ratusan triliun rupiah. Hingga akhir 2017, bebernya, penghimpunan dana pasar modal sejumlah Rp 220 triliun rupiah, sebuah pencapaian yang melampaui target awal. (win)