JABARTODAY.COM – Guru Besar Ilmu Politik Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, Prof. Dr. Bahtiar Effendy mengatakan, di Pulau Madura Muhammadiyah telah berdiri sejak sebelum Nadhlatul Ulama lahir 1926. Muhammadiyah di Madura sudah lahir sejak 1925.
“Ya luar biasa, karena Muhammadiyah di Madura itu sudah lahir sejak 1925, jadi Muhammadiyah itu lebih dulu hadir di Madura daripada NU. Namun uniknya, dalam perkembangannya, Muhammadiyah kalah besar dari NU. Dan justru NU yang malah lebih besar,” kata Bahtiar Effendy kepada Jabartoday.com, Minggu (3/9).
Bahtiar yang juga Ketua PP Muhammadiyah ini mengatakan, sampai saat ini banyak orang yang menganggap Madura adalah kotanya masyarakat non-Muhammadiyah. Namun pada kenyataannya, Madura memiliki sejarah yang jauh lebih mendalam dan lama dengan Muhammadiyah.
Bahkan, menurut informasi masyarakat sekitar kota Bangkalan, KH Ahmad Dahlan pernah menimba ilmu di salah satu pondok Bangkalan. “Oleh karena itu setidaknya ini salah satu alasan kuat mengapa Milad Muhammadiyah layak dilaksanakan di pulau Madura yang nota bene adalah mayoritas Nadliyin,” jelas Bahtiar berkelakar.
Pendapat Bahtiar itu didasarkan pada hasil riset Nurcholis Huda yang menyatakan bahwa Muhammadiyah memang memiliki sejarah panjang di Madura, yang berdiri sejak 1925, jauh lebih lama dengan daerah lain di Jawa Timur.
Bahtiar juga mengatakan bahwa Madura memiliki banyak tokoh-tokoh cerdik dan pintar seperti Prof Didik J Rachbini, Prof Bustanul Arifin, atau Prof Amir Santoso. “Seandainya mereka bergabung dengan Muhammadiyah, maka insyaallah Indonesia akan lebih adil dan sejahtera,” ungkapnya.
Lebih lanjut, dia mengatakan bahwa sumbangsih Muhammadiyah di Indonesia sudah tidak diragukan lagi. “Seandainya pemerintah memberikan perhatian lebih dan memberikan kesempatan lebih kepada Muhammadiyah, maka Indonesia akan bisa lebih maju dan berkembang serta berkemajuan menjadi baldatun tayyibatun ghafur.
“Dengan pertolongan hanya dari Allah, maka kita Bisa meraih kemenangan untuk menjadikan muhammadiyah lebih berperan menjadikan Indonesia memiliki karakter yang berkemajuan. (jos)