FAGI Minta MUI Keluarkan Fatwa Pelarangan Buku Olahraga Bermateri Pacaran

Forum Aspirasi Guru Independen memprotes adanya pelajaran tentang seks bebas di buku SMA/SMK kelas XI di depan MUI Jabar, Kamis (16/10). (JABARTODAY/AVILA DWIPUTRA)
Forum Aspirasi Guru Independen memprotes adanya pelajaran tentang seks bebas di buku SMA/SMK kelas XI di depan MUI Jabar, Kamis (16/10). (JABARTODAY/AVILA DWIPUTRA)

JABARTODAY.COM – BANDUNG

Adanya hal yang tidak edukatif di dalam buku Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan untuk SMA/SMK kelas XI kurikulum 2013 yang diterbitkan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan membuat Forum Aspirasi Guru Independen dan Komunitas Pendidikan melakukan aksi menolak terbitnya buku tersebut, Kamis (16/10/2014).

Unsur tak mendidik yang ada di dalam buku tersebut terdapat di halaman 128 dan 129 yang bersifat merendahkan martabat wanita, yakni seks bebas. Di dalamnya dikatakan, hubungan seks bebas pria kurang beresiko dibanding wanita. Selain itu, ada pembahasan mengenai hubungan lawan jenis atau pacaran.

Ketua FAGI Iwan Hermawan mengatakan, dengan adanya beberapa tips pacaran dalam buku tersebut berarti Kemendikbud sudah melegalisasi pacaran untuk kalangan pelajar. “Hindari makan-makanan yang merangsang sebelum atau selama pacaran. Pernyataan ini akan menimbulkan pertanyaan dari anak, misalnya makanan apa yang bisa menimbulkan rangsangan sebelum atau selama pacaran,” papar Iwan di sela-sela aksi.

Tak hanya itu, FAGI juga memprotes adanya ilustrasi gambar pelajar yang menggunakan pakaian muslim dan muslimah yang sedang melakukan pacaran sehat di bawah air terjun. “Ini kan ilustrasi yang merendahkan Islam seakan-akan Islam membolehkan perbuatan itu,” terangnya.

Dalam aksi yang dilakukan di depan kantor Majelis Ulama Indonesia Jawa Barat itu, FAGI meminta MUI segera mengeluarkan fatwa bahwa buku tersebut dilarang digunakan di seluruh sekolah di Tatar Pasundan. Bukan itu saja, FAGI menginginkan Dinas Pendidikan Jawa Barat segera menarik buku untuk diperbaiki atau memusnahkan halaman yang bermasalah. Iwan menyebut, Gubernur dan DPRD Jabar harus lekas membuat surat keberatan kepada Kemendikbud atas terbitnya buku tersebut.

Endang Wurianingsih, salah satu orang tua siswa yang ikut aksi, menyatakan, dirinya menolak keras adanya buku tersebut. Sebab, menurut dia, hal itu melanggar etika budaya terutama masalah agama. “Kami orang tua siswa menolak adanya buku tersebut, tentang masalah pacaran, karena itu melanggar etika budaya terutama masalah agama karna disitu memakai jilbab,” tegasnya.

Sementara itu, Kepala Disdik Jabar Wahyudin Zarkasyi menuturkan, akan melakukan komunikasi dengan pihak terkait, yaitu Pusat Kurikulum Perbukuan. Pasalnya, jika memang ada kesalahan Puskurbuk akan merevisinya. “Lagi dibicarakan di Jakarta, karena itu yang buat ‘kan Puskurbuk bukan kita. Biasanya Puskurbuk akan membenarkan kalau memang itu kesalahan,” ucapnya. (VIL/KKY)

Related posts