Bantu Sistem Lelang Elektronik, Siemens Kucurkan Jutaan Dolar

LPSEJABARTODAY.COM – BANDUNG

Sejauh ini, pemerintah terus berusaha keras untuk meminimalisir sistem transaksi pelelangan, terutama pertemuan langsung antara pelaku usaha dan pemberi proyek. Pasalnya, hal itu sangat berpotensi menyebabkan terjadinya penyuapan. Karenanya, berlangsunglah perubahan sistem pelelangan, yaitu menerapkan skema elektronik.

“Tujuannya, meminimalisir pertemuan langsung pelaku usaha dan pemberi proyek. Ini dapat menekan adanya aksi penyuapan. Efeknya bagi pelaku usaha positif. Biaya operasional dapat ditekan,” ujar Ketua DPD Asosiasi Pengusaha Indonesia Jawa Barat, Deddy Widjaya, di Bandung, Kamis (13/2/2014).

Deddy mengatakan, efek positif lainnya pelaku usaha pun dapat meningkatkan keuntungan hingga 30 persen. Jika begitu, sambung Deddy, roda industri pun dapat terus bergerak. Efeknya, tercipta pertumbuhan ekonomi.

Mengenai tingkat kebocoran lelang, Deddy mengutarakan, pihaknya menerima informasi bahwa hal itu masih terjadi sampai saat ini. Informasinya sekitar 30-40 persen. Adanya sistem elektronik, menurut Deddy, hal itu dapat membuat efisiensi 30 persen.

Sementara itu, untuk menunjang program sistem lelang elektronik, Siemens turut berperan aktif. Industri raksasa asal Jerman itu menggulirkan sejumlah program, seperti pelatihan, pendampingan, termasuk sosialisasi, tidak hanya di Indonesia, tetapi juga banyak negara. “Untuk program itu, kami mengucurkan dana 100 juta Dollar AS selama 15 tahun,” ungkap Ernest Alto, Regional Compliance Officer Siemens International, pada sela-sela Sosialisasi Panduan Pengadaan Barang dan Jasa Publik yang Bersih di Hotel The Summit Siliwangi.

Ernest meneruskan, khusus Indonesia, alokasi yang diperoleh cukup besar juga. Nilainya, ungkap dia, 1,5 juta dollar AS.

Program Officer CLEANING Kemitraan Integritas Margaretha Wahyuningsih menambahkan, sosialisasi ini untuk antisipasi tindak pidana korupsi. Dikatakan, sejauh ini, biaya belanja daerah bernilai besar. Ia berpendapat, angkanya mencapai sekitar Rp 300-400 triliun tiap tahunnya.

Dia mengakui bahwa sampai kini, masih banyak vendor yang memilih sistem manual saat melakukan transaksi dan tender. Karenanya, tutur Margaretha, sistem elektronik dapat menekan kebocoran cukup signifikan, yaitu 30 persen.

Di Indonesia, terdapat sekitar 603 Lembaga Pelelangan Sistem Elektronik (LPSE). Namun, dirinya menilai angka itu belum ada di beberapa provinsi. Ia menyebut, sekitar 70 persen LPSE itu tidak melakukan tender. “Baru sekitar 30 persennya yang sudah melakukan aktivitas lelang dan tender,” ucap Margaretha. (VIL)

Related posts