Tertinggal 5 Tahun, Bisnis Environment Belum Maksimal

Arief YahyaJABARTODAY.COM – BANDUNG

Sebenarnya, peluang industri kreatif nasional terbuka lebar. Pasalnya, negara ini memiliki beragam potensi yang luar biasa. Satu di antaranya, dalam hal sistem digital. Namun, ada anggapan bahwa bisnis environment industri kreatif di Indonesia belum optimal.

“Benar. Kebudayaan menjadi salah satu basis industri kreatif. Tapi, implementasinya belum optimal. Indonesia masih tertinggal jauh oleh negara-negara lain,” ujar Direktur Utama PT Telekomunikasi Indonesia Tbk, Arif Yahya, usai peresmian Pusat Pengkajian Inkubasi Bisnis Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Fakultas Ekonomi Unpad, di Jalan Cimandiri Bandung, Jumat (9/5/2014).

Arif berpendapat, bisnis environment nasional tertinggal sekitar 5 tahun oleh beberapa negara. Memang, kata Arif, industri kreatif nasional mengalami pertumbuhan. Meski demikian, lanjutnya, itu terjadi tahun ini. Sedangkan beberapa negara lain, pertumbuhannya mulai berlangsung pada dekade 2000-an.

Menurutnya, kondisi itu terjadi karena adanya beberapa kendala. Di antaranya, sebut dia, ketersediaan sarana infrastruktur. Kemudian, lanjutnya, tidak adanya tax holiday bagi para pelaku bisnis, termasuk berskala usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).

Melihat kondisi itu, ucapnya, pihaknya menyarankan pemerintah beberapa poin. Di antaranya, ungkap dia, menginginkan pemerintah membangun bisnis environment yang mumpuni. Karenanya, terang dia, pihaknya menjalin kerjasama dengan beberapa perguruan tinggi, di antaranya Unpad. “Bentuknya, membangun semacam inkubasi. Ini (inkubasi) dapat menjadi semacam wadah bagi para pelaku UMKM untuk terus meningkatkan performa bisnisnya, termasuk daya saing,” papar Arif.

Upaya lainnya, imbuh dia, pihaknya bersiap membangun Pusat Inkubasi UMKM. Lokasinya, tukas Arif, di Jalan Banda Bandung. Pusat inkubasi itu, sahut dia, dapat menampung sekitar 100 unit atau pelaku UMKM. (ADR)

Related posts