Launching OP jagung bergulir serentak di 4 kota, yaitu Cilegon (Banten), Cirebon (Jabar), Semarang (Jateng), dan Surabaya (Jatim). Harga jualnya Rp 3.600 per kilogram pintu gudang.
Adanya OP jagung, mendapat respon positif kalangan peternak. “Tentunya ini hal yang menggembirakan. OP ini dapat meringankan karena 50 persen komponen peternak adalah jagung,” tandas Nana Suhana, peternak ayam asal Kuningan, pada sela-sela Launching OP beras di Gudang Beras TUK Cirebon, Senin (1/2).
Pihaknya, tutur Nana, berharap, adanya OP ini dapat menstabilkan harga jagung. Harapannya, ucap dia, harga jagung stabil pada level Rp 3.000 per kilogram.
Dikatakan, memang saat ini, harga telur cukup mahal. Namun, ucap dia, hal itu tidak dinikmati peternak karena tingginya harga jagung. Tingginya harga jagung, katanya, membuat produksi merosot. Untuk 1.000 ekor, ucap dia, sqat hargq jagung Rp 3.700 per kilogram, produksi sekitar 60 kilogram. Saat harga naik menjadi Rp 6.500 per kilogram, sambungnya, produksi drop menjadi 45-50 kilogram.
Kepala Dinas Pertanian, Peternakan, dan Perkebunan Kabupaten Cirebon, Ali Effendi, mengatakan, kebutuhan jagung di wilayah Kabupaten Cirebon tergolong tinggi. Di wilayahnya, sebut dia, ada peternak yang kebutuhannya banyak. “Volumrnye mencapai 500 ton per bulan,” ucap dia.
Karenanya, tutur Ali, pihaknya menyambut positif OP jagung ini. Harapannya, sahut Ali, tidak hanya menstabilkan harga, tetapi juga memenuhi kebutuhan. (ADR)