Pencapresan Amien Rais & Dinamika Kepemimpinan Ummat

M. Rizal Fadillah, Ketua Masyarakat Unggul (Maung) Institute Bandung

Oleh Rizal Fadillah

Ketua Maung Institute,  Bandung

Pencapresan Amen Rais sebagai salah satu dari empat kandidat Presiden dari PAN adalah dinamika konstruktif bagi umat Islam. Memang ada yang terlalu menanggapi sinis bahkan ketakutan kepemimpinan umat terganggu bahkan menukik kegusaran koalisi keumatan terpecah.

Tanggapan ini tentu berlebihan, karena proses pengkrucutan kepemimpinan nasional yang merepresentasi umat belumlah terbentuk, terhadap figur A atau B belum bersepakat.

Umat Islam masih menimbang siapa yang terbaik dan siap menghadapi figur Jokowi yang dipastikan ingin kembali menjadi Presiden untuk kedua kalinya. Prabowo, Gatot Nurmantyo, Habib Rizieq, Zulkifli Hassan, Yusril Ihza, Amien Rais atau lainnya. Semua masih dalam proses dan sah sah saja dibicarakan, dibahas, bahkan didukung.

Ada fase atau marhalah kristalisasi yang moga finalnya itulah calon Presiden atau Wakil Presiden yang merepresentasi umat dan rakyat sebagai perlawanan terhadap kandidat pertahana Jokowi.
Karakter alergis, berprasangka, bahkan menghukumi harus diubah dalam proses politik pembentukan kepemimpinan bangsa yang dapat mewakili aspirasi rakyat dan umat. Biarlah muncul banyak pilihan yang untuk pada gilirannya saling legowo menyerahkan pada figur primus interpares–dia yang terbaik–sesuai konteks dan konstelasi pertarungan politik.

Amien Rais bukan tipe ambisius, ia hanya menyadari akan perlunya perubahan politik berbasis keberanian dan kepercayaan diri. Orang tua yang memberi pelajaran pada yang muda. Jangan berperasaan merasa diperlukan dan dibutuhkan tapi ragu untuk mendeklarasikan. Mundur maju sehingga rakyat dan umat turut bimbang.

Pencapresan Amien Rais adalah bagian dari pendidikan politik, unik tapi menarik dan mencerahkan. Ini hanya proses. Bukan kata akhir.

Ganti Presiden 2019 harus terus bergulir dan tidak kehilangan semangat karena pertanyaan siapa yang siap untuk menggantikan. Pertahana melakukan konsolidasi, kubu yang ingin ganti pun harus juga melakukan konsolidasi. Tak usah ragu atau sembunyi. Ini adalah negeri yang bersistem demokrasi. Kompetisi hal yang wajar dan sehat.
Saatnya rakyat dan umat cerdas dan cermat mengartikulasikan aspirasi kepemimpinan bangsa.

Jangan biarkan keadaan negara ini kusam dan remang-remang serta tak berdaya diperkosa oleh para pemimpin politik yang hanya memperkaya diri, kelompok dan partainya semata.

Momentum 2019 harus ada perubahan yang lebih mencerahkan. Amien Rais adalah bagian dari proses itu

Salam reformasi dan revolusi untuk mengubah tatanan politik yang sarat korupsi ini. Ubah dengan cara yang diatur konstitusi! ***

Related posts