Jabartoday.com-Jakarta. Peluncuran buku biografi tokoh senior Partai Golkar, Darul Siska, berlangsung meriah dan penuh khidmat di Hotel Veranda, Pakubuwono, Kebayoran. Acara ini dihadiri ratusan tokoh nasional, termasuk pejabat tinggi negara, politisi lintas partai, aktivis, tokoh KAHMI, dan anggota legislatif. Beberapa tokoh yang hadir antara lain Ketua MPR Bambang Soesatyo, Anggota DPD RI Jimly Assyiddiqie, mantan Ketua Umum Partai Golkar Akbar Tandjung, Yorries Raweyai, Yahya Zaini, dan mantan Dubes Ceko Aulia Rachman.
Dalam acara tersebut, Darul Siska menjelaskan alasan penerbitan biografinya yang berjudul “Kepedihan Berbuah Senayan”. Menurutnya, biografi merupakan perjalanan hidup seseorang yang bisa menjadi inspirasi bagi generasi muda. Ia berharap kisah hidupnya dapat memberikan semangat kepada generasi muda untuk tetap optimis, meskipun berasal dari latar belakang yang kurang mampu.
Darul berbagi kisah hidupnya, di mana ia telah menjadi anggota DPR RI selama empat periode. Kehidupannya penuh dengan kesulitan sejak kecil, di mana ia menjadi piatu pada usia 4 tahun dan menjalani kehidupan yang penuh keprihatinan karena ayahnya terpaksa mengungsi akibat peristiwa PRRI. Ia mengungkapkan bahwa tekad, ketekunan, dan doa menjadi kunci kesuksesannya.
Sebagai politisi senior yang telah berkiprah lebih dari 40 tahun di Partai Golkar, Darul juga merupakan saksi sejarah yang ikut serta dalam 9 kali pemilu sejak 1987 hingga 2024. Lahir di Nagari Talawi, Sawahlunto, Darul adalah anak keenam dari 10 bersaudara. Kehidupan masa kecilnya diwarnai oleh pergolakan politik, yaitu Peristiwa PRRI dan G30S/PKI.
Pada usia 13 tahun, Darul merantau ke Jakarta, mengikuti kakaknya. Ia menemukan potensi aktivisnya saat kuliah di Universitas Jayabaya, di mana ia terlibat dalam berbagai organisasi seperti Resimen Mahasiswa, HMI, dan KNPI. Sebagai kader Golkar sejak 1983, Darul menunjukkan prestasi, dedikasi, dan integritas yang kuat, serta tetap setia pada Partai Golkar meskipun pernah ditawari posisi tinggi oleh partai lain.
Dalam konteks politik yang semakin transaksional, Darul konsisten menolak politik uang. Ia dipuji oleh berbagai tokoh, seperti Aulia Rachman dan Akbar Tandjung, atas integritas, kompetensi, dan loyalitasnya terhadap Partai Golkar.
Buku biografi “Kepedihan Berbuah Senayan” ini tidak hanya mendokumentasikan perjalanan hidup Darul, tetapi juga menjadi saksi sejarah penting dalam politik Indonesia. (Fahrus Zaman Fadhly)