JABARTODAY.COM – BANDUNG –.Sejauh ini, ada beberapa hal yang menjadi kendala pertumbuhan ekonomi. Satu di antaranya adalah terjadinya ketimpangan kesejahteraan.
“Ketimpangan itu menjadi kendala dan pekerjaan rumah di mana pun, termasuk Jabar. Itu menghambat pertumbuhan ekonomi,” tandas Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Muliaman D Hadad, usai meresmikan Kantor OJK Regional Jabar di Jalan Ir H Djuanda 152 Bandung, Jumat (10/3).
Menurutnya, salah satu upaya untuk memangkas ketimpangan tersebut adalah meningkatkan akses finansial. Karenanya, tegas Muliaman, pihaknya terus melanjutkan program dan kebijakan OJK dalam mengembangkan perekonomian daerah. Upayanya, ungkap dia, antara lain memperkuat keberadaan dan tugas-tugas kantor OJK di daerah, termasuk Jabar.
Sejauh ini, kata Muliaman, pihaknya mengoperasikan 9 kantor regional. Ke-9 kantor regional tersebut, lanjut Muliaman, membawahkan 26 kantor OJK Provinsi dan kota-kabupaten di seluruh wilayah Indonesia.
Menurutnya, sejak pertama kali hadir, pihaknya menerbitkan banyak kebijakan guna memperkuat peran dan fungsi sektor jasa keuangan selaku katalis pertumbuhan.
Di Jabar, katanya, pihaknya pun menggulirkan beberapa program strategis untuk lebih membuka akses keuangan. Misalnya, sebut dia, program Laku Pandai, Jaring, Simpel, KUR, kredit perbankan, termasum pembiayaan sektor produktif. “Kami ingin peran bank pembangunan daerah, khusus di Jabar, yaitu bank bjb, lebih optimal, termasuk beberapa inisiatif baru seperti model pembiayaan Fintech (peer to peer lending), pembiayaan UKM melalui pasar modal serta Program Pendampingan Inklusi,” paparnya.
Di Jabar, ucapnya, jumlah Industri Keuangan Non-bank (IKNB). Untuk perbankan umum, terdapat 7 bank umum yang berkantor pusat di Bandung, dan 240 bank perkreditan rakyat (BPR). Lalu, tambahnya, juga terdapat 30.perusahaan emiten, dan 32 kantor perusahaan efek. Hingga kini, lanjutnya, jumlah kantor pusat IKNB di Jabar yaitu 22 Dana Pensiun, 3 Perusahaan Modal Ventura, 2 Perusahaan Pembiayaan, 1 Perusahaan Penjaminan, dan 14 Lembaga Keuangan Mikro.
Berbicara kinerjaindustri perbankan di Jabar, Muliaman menjelaskan, dalam 3 tahun trrakhir, perkembangannya positif. Itu terlihat, ujarnya, pada pertumbuhan asset sebesar 12,47 persen, dana pihak ketiga (DPK) yang naik 12,26 persen, dan penyaluran kredit yang tumbuh 11,44 persen setiap tahunnya.
Muliaman meneruskan, perkembangan KUR pun menggembirakan. Akhir Desember 2016, terjadi kenaikan sebesar Rp 11,72 triliun. Penyalurannya, beber Muliaman, oleh PT Bank Mandiri Tbk (Persero), PT Bank Negara Indonesia (BNI) Tbk (Persero), PT Bank Rakyat Indonesia (BRI) Tbk (Persero), PT Bank Sinarmas, serta Maybank Indonesia.
Penyaluran KUR tertinggi, serunya, pada segmen mikro, yaitu Rp 8,76 triliun. Lalu, imbuhnya, segmen ritel sejumlah Rp 2,93 triliun, dan TKI sebesar Rp 30 miliar. Sementara perdagangan, lanjutnya, merupakan sektor tertinggi dalam hal penyaluran kredit, yaitu Rp 7,96 triliun. (win)