JABARTODAY.COM – BANDUNG — Kondisi cuaca yang terjadi akhir-akhir ini berpengaruh pada sektor pertanian. Salah satu dampaknya terlihat pada hasil pertanian. Biasanya, periode Februari-Maret adalah momen panen raya. Akan tetapi, yang terjadi, khususnya di Jabar, prediksinya, panen raua berlangsung pada April.
“Saat ini, panen belum merata. Penyerapan gabah petani masih rendah. Prediksinya, panen raya terjadi pada April,” tandas Jumair, pengepul gabah sekaligus pengelola PD Bangun Mandiri, Mitra penggilingan Perum Bulog untuk wilayah Arjawinangun Cirebon, belum lama ini.
Menurutnya, cuaca dan hama menjadi penyebab mundurnya puncak musim panen di Tatar Pasundan. Dikatakan, di Cirebon, baru sebagian kecil kawasan pertanian yang panen.
Jumair meneruskan, volume penyerapan gabah petani saat ini masih rendah, sekitar 30 ton per hari. Akibatnya, lanjut dia, produksi beras pun terdampak. Volume produksi beras, sambungnya, , baru mencapai 145 ton. Padahal, ungkap dia, selama tahun ini, proyeksi produksi beras sebanyak 4-5 ribu ton.
Situasi ini, tutur Jumair, “memaksa” pihaknya membeli gabah kepada provinsi lain, yakni Jateng, semisal Brebes. Itu, jelasnya, merupakan sebuah upaya pemenuhan kebutuhan beras di Jabar. (win)