JABARTODAY.COM – BANDUNG
Ekonomi kreatif di Jawa Barat bergeliat dengan pesat. Hal itu ditandai banyaknya perajin yang unjuk gigi menampilkan aneka produk, mulai pernak-pernik, fesyen, dan lain-lain. Sayangnya, kondisi ini tidak mendapat dukungan pemerintah secara memadai. Sebaliknya, pemerintah mengeluarkan kebijakan mempermudah masuknya barang-barang impor.
Kondisi inilah yang menurut Ketua Dewan Kerajinan Nasional Provinsi (Dekranasda) Jawa Barat Netty Heryawan menjadikan para perajin sulit bersaing dengan produk impor. Sebagian masyarakat di tanah air, imbuh Netty, lebih menyukai produk luar negeri.
“Dalam upaya pengembangan ekonomi kreatif kita akan mempromosikan kerajinan-kerajinan yang ada di Jawa Barat. Dan, dengan berulang-ulang karena sesuatu yang diulang-ulang akan lebih dipercaya oleh masyarakat untuk memakai produk lokal dibanding dengan produk luar,” tegas Netty.
“Bukan hanya akan mempromosikan, kita juga akan mendorong para perajin-perajin untuk mendaftarkan produk kerajinannya ke Direktorat Jenderal Hak Kekayaan Intelektual (Haki) agar motif-motifnya mempunyai hak cipta. Saat ini terdapat 250 motif batik yang sudah didaftarkan ke haki,”tambah Netty.
Netty berjanji untuk terus mengampanyekan pentingnya kebanggaan menggunakan produk-produk lokal. Dengan begitu, masyarakat tidak menjadi budak di negaranya sendiri.(ptr)
